Migrasi Burung Siberia di Semenanjung Banyuasin: Keajaiban Tahunan di Sumatera Selatan!

Kamis 29 Aug 2024 - 07:16 WIB
Reporter : Dudun
Editor : Novis

1. Burung Biru Laut (Limosa limosa dan Limosa laponica): Terhitung sebanyak 30.000-32.000 ekor, burung biru laut adalah salah satu jenis yang mendominasi. Mereka beristirahat di kawasan ini sebelum melanjutkan perjalanan migrasi mereka.

2. Burung Gajahan (Numenius phaepus dan Numenius arquata): Teramati sebanyak 380-400 ekor. Burung gajahan juga menjadi bagian dari komunitas migran yang singgah di Semenanjung Banyuasin.

3. Burung Cerek (Charadrius mongolus, Pluvialis squatarola, Pluvialis fulva, Charadrius alexandrines, dan Caradrius leschenaultii): Teramati sebanyak 950-1000 ekor. Jenis burung cerek ini mencari tempat beristirahat dan makan di lahan basah.

4. Burung Trinil (Tringa nebularia, Tringa stagnatilis, Tringa guttifer, Actitis hypoleucos, Xenus cinereus, Arenaria interpres, dan Limnodromus semipalmatus):

Terhitung di angka 1250-1300 ekor. Burung trinil juga menjadi bagian dari keanekaragaman burung migran di Semenanjung Banyuasin.

5. Burung Dara Laut (Sterna albifrons, Sterna hirundo, Sterna bergii, Sterna bengalensis, Sterna caspia, dan Chlidonias hybrida): Ditemukan sebanyak 960-1000 ekor. Burung dara laut menghuni kawasan ini selama musim migrasi.

BACA JUGA:Ancam Tutup Transportasi Bawah Jembatan P6 Lalan, Perusahaan Penabrak Ditenggat 6 Bulan Perbaikan

BACA JUGA:Lawan Kotak Kosong, Tetap Targetkan Di Atas 80 Persen, Panca-Ardani: Amanah Besar Seluruh Parpol

Upaya yang dilakukan baik pemerintah ataupun masyarakat setempat agar burung Siberia ini kerap datang setiap tahunnya antara lain, melakukan upaya konservasi untuk melindungi burung migran di Semenanjung Banyuasin, Sembilang, Taman Nasional Berbak Sembilang, Sumatera Selatan, sangat penting. 

Pelaksanaan rehabilitasi hutan Mangrove. Kawasan hutan mangrove di belakang garis pantai, tempat burung migran menetap, mengalami kerusakan akibat kebakaran pada tahun 1997-1998.

Saat ini, kawasan tersebut sedang dalam proses perbaikan dan rehabilitasi, terutama yang dulunya dibuka untuk tambak ikan.

Perlu diperketat adanya pengawasan aktivitas pertambakan.  Ancaman terhadap kawasan ini juga datang dari aktivitas pertambakan ikan yang masih bertahan.

Kawasan ini sudah ditetapkan sebagai zona tradisional. Jika tidak dijaga, pertambakan ikan dapat merusak hutan mangrove dan berdampak pada kehadiran burung migran.

BACA JUGA:30 Agustus, Penyerahan SK Penetapan Kebutuhan PPPK 2024

BACA JUGA:Demi Menangi Pilgub, Ajak Kerja Keras, MataHati Kumpulkan 10 Pimpinan Parpol Pengusung-Pendukung

Ditanamkan kesadaran Masyarakat, melibatkan masyarakat setempat dalam menjaga keberlanjutan hutan mangrove dan pentingnya burung migran. Para pedagang dan wisatawan juga memiliki peran dalam menjaga habitat ini.

Kategori :