BATURAJA, SUMATERAEKSPRES.ID – Pleno Komisi Pemilihan Umum (OKU) berjalan tak kondusif. Pleno yang berlangsung di salah satu hotel di Jl Ahmad Yani Baturaja tersebut didatangi sekelompok pengunjuk rasa simpatisan salah satu paslon. Terjadi kericuhan dan tindakan anarkis.
Skenario pengamanan hingga penindakan tergambar dalam simulasi Sispamkota dengan skenario penanganan aksi unjuk rasa yang berjalan secara anarkis. Ini dilakukan secara terstruktur sesuai dengan tingkat eskalasi kerawanan di lapangan.
BACA JUGA:Simulasi Pleno KPU OKU Ricuh, Brimob Diturunkan untuk Kendalikan Situasi
BACA JUGA:Segera Proses Pleno Ketua KPU OKU, Pasca Putusan DKPP
Digambarkan terdapat aksi dari simpatisan dari salah satu paslon kepala daerah yang tidak terima hasil pleno KPU.
Mulai dari unjuk rasa biasa, dengan pengamanan petugas Sabhara atau Dalmas biasa. Saat massa bertambah, suasana mulai panas terjadi aksi saling dorong dan anggota dilempar.
Lalu, didatangkan dalmas inti yang sudah berseragam lengkap dengan tameng dan pentungan. Anggota KPU OKU juga terpaksa diungsikan.
Ketika demo mulai mengarah anarkis dan tak terkendali, diturunkan ratusan anggota Brimob dari Batalion C, Martapura yang dilengkapi mobil air water canon (AWC).
Massa yang beringas disemprot mobil AWC. Tak cukup di sana, massa yang kabur menjarah Citimall Baturaja.
Hingga atas persetujuan Kapolres OKU, tim Rajawali dengan senjata organik sesuai eskalasi menembakkan peluru karet ke pengunjuk rasa. Massa pun melarikan diri.
Kapolres OKU AKBP Imam Zamroni mengatakan, latihan tersebut sebagai bagian dari Operasi Mantap Praja 2024.
BACA JUGA:KPU OKU Resmi Luncurkan Pilkada 2024
BACA JUGA:Kantor KPU OKU Dinilai Tak Layak
“Ini untuk memberikan pemahaman yang sama kepada petugas gabungan saat terjadi hal kontijensi yang dinamis,” ujarnya.
Sehingga sudah ada penyamaan persepsi. Apakah Polres OKU dengan Brimob dan juga instansi terkait. Dalam latihan Sispamkota, melibatkan sebanyak 425 personel gabungan TNI, Polres, Brimob, Dishub, BPBD, Damkar. Sat Pol PP. (bis/)