Hutama Karya menerapkan aspek Environment, Social, Governance (ESG) pada pembangunan kedua jalan tol ini. Melalui penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) yang rutin dilakukan selama proses konstruksi.
Lalu dari aspek sosial, Hutama Karya melibatkan masyarakat lokal melalui rekrutmen tenaga kerja, penggunaan quarry berizin di sekitar lokasi proyek, dan pemberdayaan aparatur sekitar. Proyek ini juga diproyeksikan akan bermanfaat ganda terhadap peningkatan aksesibilitas dan percepatan pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah yang dilalui jalan tol.
Jika tersambung penuh, kehadiran jalan bebas hambatan Jalan Tol Betung (Sp. Sekayu)-Tempino-Jambi (171 km) akan memangkas waktu tempuh dari sebelumnya 5-6 jam menjadi sekitar 2-2,5 jam saja. Diharapkan dapat memperlancar pergerakan barang dan jasa antar provinsi. serta mendukung pertumbuhan UMKM melalui pengembangan rest area yang akan dibangun di sepanjang jalan tol.
Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun JTTS sepanjang kurang lebih 1.030 km. Termasuk dengan jalan tol dukungan konstruksi. Rinciannya, ruas tol yang masih konstruksi 230 km dan 800 km lainnya sudah operasional.
BACA JUGA:Kebut Proyek Tol Betung-Jambi, Jemput Bola ke Kanwil BPN, Percepat Pengadaan Lahan
Adapun ruas yang telah beroperasi secara penuh diantaranya yakni Tol Bakauheni-Terbanggi Besar 140 km, Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayuagung (Terpeka) 189 km, dan Palembang-Indralaya (Palindra) 22 km. Kemudian, Tol Medan-Binjai 17 km, Pekanbaru-Dumai (132 km), Sigli Banda Aceh Seksi 2-6 sepanjang 49 km serta Binjai-Langsa Seksi Binjai-Tanjung Pura 38 km.
Lalu, Tol Bengkulu-Taba Penanjung (17 km), Pekanbaru-Bangkinang 31 km, Bangkinang-XIII Koto Kampar 25 km, Indralaya-Prabumulih 64 km, Indrapura-Kisaran 48 km, serta Tebing Tinggi-Indrapura 28,5 km.