SUMATERAEKSPRES.ID - Gaming bukan lagi hanya sekadar hobi bagi banyak orang di dunia, tapi telah menjadi gaya hidup.
Di antara para penggemar game ini, seorang Sultan asal Arab Saudi telah mencuri perhatian internasional dengan prestasinya yang luar biasa di dunia gaming.
Sultan gamer ini bukan hanya sekadar bermain game, tetapi juga berhasil memecahkan rekor dunia Guinness World Record.
Ibrahim Al-Nasser, seorang Sultan kaya raya yang berasal dari Riyadh, Arab Saudi, baru saja mencatatkan namanya dalam sejarah dunia.
Rekor yang dipecahkannya tidak main-main—ia berhasil menciptakan koleksi konsol gaming terbanyak yang terhubung ke satu TV.
Guinness World Record secara resmi mengakui prestasi Sultan gamer ini sebagai salah satu pencapaian unik di dunia gaming.
BACA JUGA:6 Game Simulasi Bus Terpopuler untuk Android Lengkap dengan Peta Lokal, Sudah Coba?
BACA JUGA:Sering Jadi Buruan Kolektor, Ternyata Ini Keistimewaan Baru Akik Sulaiman
Koleksi Konsol dari Berbagai Generasi
Ibrahim Al-Nasser memiliki koleksi konsol yang mengesankan dari berbagai generasi. Mulai dari PlayStation, Xbox, Nintendo, hingga konsol klasik seperti Sega Drive, semuanya ada di ruang koleksinya.
Bahkan, Sultan ini memiliki konsol legendaris bernama Magnavox Odyssey, yang dikenal sebagai konsol gaming pertama di dunia. Semua konsol tersebut disusun dengan rapi di ruang pribadinya dan terhubung ke satu TV besar, memungkinkan Ibrahim untuk memainkan game dari berbagai era tanpa harus repot mengganti colokan.
Proses Rumit dan Peralatan Khusus
Menariknya, untuk mencapai prestasi ini, Sultan gamer tersebut harus menghadapi tantangan teknis yang cukup rumit. Ibrahim menggunakan lebih dari 30 RCA Switchers, 12 HDMI Switchers, dan berbagai konverter untuk menghubungkan konsol-konsolnya.
Ia bahkan harus memastikan setiap kabel tersusun dengan rapi sehingga ruangannya tetap terlihat estetis. Bagi Ibrahim, ruangan tersebut lebih dari sekadar tempat bermain game—ia menganggapnya seperti museum hidup yang menampilkan perkembangan dunia gaming dari masa ke masa.
Proses merakit dan menyusun konsol-konsol ini memakan waktu yang tidak sebentar, namun bagi Ibrahim, usaha tersebut sepadan dengan hasilnya. "Saya ingin ruangan ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat bermain, tetapi juga menjadi sebuah karya seni dan sejarah," ujar Ibrahim.