Puyang Muara Rambang ditempatkan menjadi generasi ke-2 dan mempunyai tujuh orang anak. Yaitu, Puyang Meruhum Sakti, Puyang Sake Sekemilung, Puyang Serunting Sakti, Puyang Penjalang Sakti, Puyang Rejingan Sakti, Puyang Rubiyah Inang Sakti, dan Puyang Atung Bungsu Sakti.
Puyang Muara Rambang wafat pada 1788 Masehi. Memiliki ukuran makam sepanjang 2,5 meter dan lebar 1,5 meter. Puyang Muara Rambang dikenal sebagai sosok religius dan punya nilai sosial tinggi.
Masyarakat Desa Lubuk Keliat meyakini makam Puyang Muara Rambang sebagai tempat yang sakral. Karena merupakan makam dari seorang wali dari Allah Swt. Sebagai makam para wali yang memiliki kekuatan dan kelebihan berupa karamahnya dari berkat hidayah Allah Swt.
Puyang Muara Rambang juga dikenal sebagai Syeh Syaripudin Ngawak Radensinom, junjungan wali 9 puyang.
Ada beberapa tradisi saat berziarah ke Makam Puyang Muara Rambang. Biasanya pengunjung membawa "suguhan" untuk Puyang Muara Rambang. Tergantung niat dari pengunjung tersebut apa yang akan diberikannya.
"Kalau soal suguhan, pengunjung diharapkan membawa seperti makanan, pisang, kerupuk, dan lain-lain. Karena terkadang setiap ada pengunjung yang berziarah ke makam ini sering didatangi monyet," ungkapnya.
Sehingga, kedatangan pengunjung juga bisa sekalian memberi makan para monyet yang ada di sekitaran makam. Meskipun terkadang tidak ada didatangi monyet. karena monyet juga biasanya berkumpul di jembatan yang ada di dekat makam.
Sebagian cerita menyebut, beberapa peziarah datang berdoa kepada sang Pencipta dan dapat teekabulkan. Seperti dipercayai dapat memberikan keturunan bagi pasangan suami-istri yang sudah lama menikah tapi belum dikarunia seorang anak.
Kemudian, mengobati berbagai jenis penyakit. Dipercayai dapat memberikan ilmu kepada para perantau, agar terlindungi dari berbagai macam bahaya.
Mempermudah ujian sekolah supaya mendapatkan nilai yang baik, tes masuk perguruan tinggi yang diinginkan. Hingga mempermudakan dalam perihal jodoh.
"Tjuan ziarah ke makam Puyang Muara Rambang adalah memohon kepada Allah agar memberkahi para wali terdahulu untuk diampuni segala kesalahannya.
Setelah itu barulah mereka memohon agar apa yang menjadi keinginan mereka tersebut terkabulkan," ungkapnya.
Kepercayaan seperti inilah yang melekat pada masyarakat setempat sehingga pada waktuwaktu mereka sering mengunjungi makam Puyang Muara Rambang tujuannya hanyalah satu, yakni agar keinginan mereka terkabul.
Menurut cerita dari juru kunci makam Puyang Muara Rambang sendiri bahwa beliau sendiri merasakan karamah dari kubur Puyang Muara Rambang.
Apabila peziarah mengambil sebuah foto bersama makam Puyang Muara Rambang dan hewan peliharaannya. Maka apabila di cetak foto tersebut tidak akan dapat di cetak dan kertas masih tetap putih bersih.
Kemudian jika foto tersebut, diupload di sosial media maka di Desa Lubuk Keliat akan mengalami kebanjiran yang hebat. Menurut nya hal ini merupakan salah satu bentuk karamah dari makam Puyang Muara Rambang.