Bakal Produksi 4,3 Juta Ton Blue Ammonia, Pupuk Indonesia Kembangkan Proyek CCS

Kamis 08 Aug 2024 - 21:32 WIB
Reporter : Rendi
Editor : Edi Sumeks

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - PT Pupuk Indonesia (Persero) mengungkapkan teknologi Carbon Capture Storage atau CCS dapat menjadi mesin pertumbuhan baru bagi perusahaan pada masa depan. Hal ini sejalan dengan komitmen Pupuk Indonesia dalam penurunan emisi karbon, sekaligus memperkuat posisi Perusahaan sebagai penopang ketahanan pangan nasional.

"Bagi kami, ini adalah cara menciptakan mesin pertumbuhan baru, karena kami perlu tumbuh dengan lebih sedikit karbon, dan CCS memberikan jalan untuk mencapai hal tersebut. Kami sudah memiliki CO2 dengan kemurnian tinggi, jadi yang kami butuhkan hanya penyimpanan dan cara untuk memasukkan CO2 tersebut ke dalam tanah. Kami tidak perlu proses penangkapan lebih lanjut. Yang diperlukan hanya memasukkan CO2 ke dalam tanah," jelas Rahmad Pribadi, Direktur Utama Pupuk Indonesia.

Pada awal tahun ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah membuat Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur tentang penyelenggaraan kegiatan penangkapan dan penyimpanan karbon atau carbon capture and storage (CCS). Perpres Nomor 14 Tahun 2024 ini dimaksudkan untuk memenuhi target iklim dalam nationally determined contribution (NDC) dan mencapai netralitas karbon atau net zero emission (NZE). 

Pupuk Indonesia menegaskan komitmennya untuk turut andil dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi CCS. Pupuk Indonesia telah merencanakan beberapa proyek terkait CCS, termasuk rencana produksi 4,3 juta ton blue ammonia. “Proyek-proyek ini mencakup greenfield projects di Aceh dan Sumatera Selatan. Selain itu, pabrik amonia yang sudah ada juga akan digunakan dalam pengembangan ini,” TERANGNYA. 

BACA JUGA:Dibuang Sayang, Kulit Bawang Putih Bermanfaat Bagi Tanaman, Jadi Pupuk Hingga Pestisida Alami

BACA JUGA:Ini Cara Mudah Membuat Pupuk Kompos, Petani Wajib Tahu

Terkait penangkapan karbon untuk dekarbonisasi dan memungkinkan Produksi Ammonia Rendah Karbon di Kalimantan Timur, fasilitas penyimpanan karbon di Kalimantan Timur tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2030.

"Ke depan, produksi amonia kami akan meningkat dari 7 juta ton menjadi 12 juta ton. Tetapi sebagian besar akan berasal dari amonia bersih. Grey ammonia kami akan dikurangi menjadi hanya 2,3 juta ton. Kami akan mengonversi beberapa pabrik kami menjadi amonia biru dan membangun greenfield projects untuk amonia biru dan hijau. Inilah gambaran perusahaan kami pada tahun 2045," lanjut Rahmad.

"Bagi Pupuk Indonesia, CCS bukan hanya upaya dekarbonisasi. Jika dilihat sebagai upaya dekarbonisasi saja, maka ini hanya dianggap sebagai biaya. Tetapi bagi kami, ini adalah jalan yang akan membawa kami ke masa depan yang lebih baik. Ini adalah mesin pertumbuhan baru kami di masa depan," tegasnya. 

Dengan rencana strategis ini, Pupuk Indonesia menunjukkan kesiapan dan tekadnya dalam memanfaatkan teknologi CCS untuk mendorong pertumbuhan perusahaan dan mendukung komitmen global untuk mengurangi emisi karbon.

 

Kategori :