Persaingan Sengit di Pilgub Sumsel 2024: HDCU vs Matahati, Siapa Unggul?

Kamis 08 Aug 2024 - 11:43 WIB
Reporter : Ardila
Editor : Alfery

Menurut hasil analisis dari PatraData Dashboard System (PDS), yang merupakan lembaga riset dan pendampingan politik berbasis bigdata, pertarungan politik di Sumsel akan berlangsung keras.

BACA JUGA:Heri Amalindo – Popo Ali Raih Dukungan PKB untuk Pilkada Sumatera Selatan 2024

BACA JUGA:Temui Kahar Muzakir, Heri Amalindo dan Popo Ali Dapat Dukungan Sesepuh Golkar, HAPAL Siap Maju?

Analisis tersebut menunjukkan bahwa koalisi partai pengusung HDCU memiliki modal politik sebesar 1.432.381 suara atau sekitar 33 persen.

Di sisi lain, koalisi Matahati juga memiliki potensi politik yang sangat menjanjikan.

Dari kedua koalisi ini, tidak ada yang mendominasi dengan mayoritas suara di atas 50 persen.

Partai-partai yang belum menentukan calon yang akan diusung, yang jumlah suaranya sekitar 27 persen, akan menjadi faktor penentu dalam pertarungan ini.

Tidak ada satu koalisi pun yang dominan secara signifikan di 17 kabupaten/kota di Sumsel.

Namun, koalisi Matahati unggul di 11 wilayah, terutama di lima kota/kabupaten terbesar seperti Palembang (42 persen), Empat Lawang (58 persen), Musi Rawas (43 persen), Musi Banyuasin (42 persen), dan Muara Enim (40 persen).

BACA JUGA:Sebut Kondisi Sumsel Merosot Saat Ini, Eddy Santana Putra Mantap Maju dalam Pilgub

BACA JUGA:Disinggung Kaitan Politis, Eddy Santana: Kalau Benar Tanggung Dosonyo Dewek

Meskipun demikian, di Musi Rawas Utara (Muratara), dukungan untuk Matahati cukup lemah.

Sebaliknya, koalisi pengusung HDCU tidak berhasil unggul secara signifikan di sebagian besar wilayah, kecuali di Palembang, di mana mereka memperoleh 40 persen suara, hanya terpaut dua persen dari Matahati.

Di beberapa kabupaten/kota seperti Empat Lawang (17 persen) dan Musi Banyuasin (18 persen), dukungan untuk HDCU terbilang lemah.

Simulasi tersebut menunjukkan bahwa tidak ada koalisi partai yang benar-benar dominan dalam modal politik yang dapat dikonversikan menjadi elektabilitas.

Selisih suara antara satu koalisi dengan lainnya relatif tipis, menunjukkan bahwa kekuatan politik kedua paslon utama ini hampir seimbang.

Kategori :