PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Rumah Sakit (RS) Charitas Group fokus pengentasan stunting lewat berbagai program tahun ini sebagai upaya membantu pemerintah menekan angkanya di Sumsel. Ketua Pengurus Yayasan RS Charitas, Sr M Henrika FCh, mengatakan, sebagai layanan kesehatan tertua, pihaknya punya tanggung jawab besar dalam pengentasan stunting.
"Salah satunya pemberian asupan gizi, telur kepada anak-anak, dan lainnya. Kita juga mengajak semua rekanan Charitas Group bekerja sama karena menanggulangi stunting tak hanya menjadi tanggung jawab satu orang tapi semua pihak," ucapnya saat perayaan HUT Ke-7 Charitas Group, kemarin.
Selain stunting, lanjut dia, RS Charitas berinovasi memberikan layanan terbaik dan baru bagi masyarakat seperti Sunday Clinic, Home Care. "Berbagai layanan kesehatan baru dan fasilitas serta dokter kita sediakan," katanya.
Direktur Charitas Hospital Belitang, Dr dr Felix Kasim MKes, mengatakan, lima langkah program utama nasional yang juga target program Charitas Group meliputi pastikan anak makan sayur dan buah yang sehat. Cukup asupan gizi sejak pembuahan sel telur sampai anak berusia 2 tahun (1.000 hari masa kehidupan). Memberikan ASI eksklusif hingga bayi umur 6 bulan, imunisasi dasar yang lengkap.
BACA JUGA:Inovasi Pro Mantabs: Upaya Kecamatan Ilir Barat Satu Mengatasi Stunting
Hasil kajian Tim Penurunan Prevalensi Stunting dan Wasting CHB didapat kondisi dan status gizi anak asuh berat badan (BB)/tinggi badan (TB) gizi kurang. "Tinggi badan (TB) atau umur sangat pendek dan berat badan sangat kurang dibandimg anak seusianya," terangnya. Lalu hasil intervensi gizi secara keseluruhan terjadi peningkatan BB dan TB.
"Tetapi masih ada penurunan BB pada saat asuhan berlangsung. Tim Penurunan Stunting CHB telah berusaha semaksimal mungkin melalul edukasi gizi motivasi, intervensi gizi, dan menyalurkan bantuan tambahan makanan,” tuturnya.
Namun memang masih ada beberapa kendala yang menghambat, contohnya kurangnya pengetahuan orang tua, sosial/ekonomi, hygiene, dan sanitasi serta kebersihan lingkungan yang kurang memadai. Namun pihaknya tetap memonitoring anak asuh melalui aplikasi Pelita Kesmas.
Camat Ilir Timur II, Purba Sanjaya SSTP MM mengatakan di dunia kesehatan ini, upaya meningkatkan PAD melalui program tourism health dengan fasilitas kesehatan yang ada tidak kalah dengan fasilitas luar negeri. "Perusahan juga bisa memberikan perhatian khusus kepada pelaku stunting. Kami dituntut melakukan persamaan persepsi bahwa stunting tak hanya bisa dilakukan satu orang. Di Ilir Timur II ada sekitar 19 anak berisiko stunting. Adanya program ini kita harap Charitas Group bisa ikut menjadi penggerak mengatasi stunting," tandasnya.