Secara total per tahun, hotspot terbanyak tercatat pada saat bencana asap melanda Sumsel 2015 lalu. Ketika itu, ada 27.043 hotspot di Sumsel. Kemudian 2021 terdapat 2.794 hotspot, 2022 terdapat 2.364 hotspot dan 2023 meroket lagi dengan jumlah 20.547 hotspot.
"Sesuai prediksi BMKG, Juli dan Agustus akan terjadi kemarau dan peningkatan hotspot,” kata Kalaksa BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana SSTP MM.
Ditambahkan Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman mengatakan, saat ini, sudah tujuh pemerintah daerah yang telah meningkatkan status siaga darurat karhutla.
Yakni Muba, Banyuasin, OKI, Ogan Ilir, OKU dan OKUS. Pemprov sudah lebih dulu menetapkan status itu.
“Enam kabupaten yang menaikkan status siaga merupakan daerah yang rentan terhadap karhutla," tambah Sudirman. Ada pula daerah rawan lain yakni Muara Enim, PALI, OKU Timur, Mura, Muratara dan Lahat.
"Total ada 12 daerah di Sumsel yang rentan karhutla. Kita masih menunggu kabupaten lain untuk meningkatkan status siaga," jelasnya.
BACA JUGA:Pj Gubernur Pimpin Langsung Rakor, Minta Penanganan Dini Potensi Karhutla
Di Banyuasin, tercatat ada 8,4 hektare lahan yang terbakar di beberapa kecamatan. Di Muba sudah 46 hektare lahan gambut di Muara Medak Bayung Lencir yang terbakar. Sedangkan di Ogan Ilir, terbakar sudah 44 hektare lebih.
Saat ini, dari 10 helikopter yang diminta, sebagian sudah stand by di Lanud SMH Palembang. “6 helikopter water bombing (WB) yang sudah stand by dan 1 heli patroli," tukasnya.(yud/*)