BANYUASIN, SUMATERAEKSPRES.ID - Suara protes dari Gerakan Pemuda Mahasiswa Sumatra Selatan (GAASS) Cabang Banyuasin menggema di kota ini, menuntut penutupan PT Wilmar Padi Indonesia.
Koordinator GAASS Cabang Banyuasin, Wahyu Dwi Nanda, dengan tegas mengungkapkan permintaan ini kepada Penjabat Bupati Banyuasin pada hari Kamis (25/7).
Aksi protes tersebut dipicu oleh dugaan bahwa PT Wilmar Padi Indonesia telah secara serius merusak lingkungan sekitar dengan membiarkan debu dari operasional pabrik mereka menyebar luas hingga ke pemukiman penduduk.
"Kami melihat dampaknya yang nyata, debu dari pabrik ini telah merusak jalan dan mengganggu aktivitas sehari-hari warga," ujarnya.
Menurut Wahyu, jika tidak ada respons atau tindakan yang konkret dari pemerintah setempat, GAASS Cabang Banyuasin tidak akan segan untuk mengambil langkah lebih lanjut, termasuk meminta Penjabat Bupati Banyuasin untuk mundur dari jabatannya.
BACA JUGA:Segera Lowongan Kerja PT Kalbe Farma Tbk (Ethical)
BACA JUGA:Kurir Sabu Lintas Provinsi Sempat Cicipi Sabu di Perjalanan
Sebelumnya, pada hari Rabu (24/7), GAASS Cabang Banyuasin telah menggelar aksi damai dengan melibatkan puluhan orang yang mendatangi kantor Bupati Banyuasin. "Kami telah menyampaikan tuntutan kami secara jelas kepada Pemkab Banyuasin," tambahnya.
Aksi tersebut berlangsung dengan tertib dan tanpa kekerasan, dengan harapan bahwa pemerintah daerah akan segera bertindak atas tuntutan yang disuarakan oleh masyarakat.
Sementara itu Achmad Nurcholis anggota DPRD Banyuasin mengatakan kalau pihaknya sendiri telah melakukan upaya dengan menindaklanjuti laporan masyarakat tersebut.
"Kita sendiri sudah pernah datang ke lokasi langsung bersama rekan rekan anggota DPRD,"katanya.
Beberapa waktu yang lalu, masyarakat Desa Prajen, Kecamatan Banyuasin I, telah menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap PT Wilmar Indonesia dengan menggelar aksi damai.
BACA JUGA:Buruan Promo Spesial DANA, Klaim Saldo Gratis Hanya dengan Satu Klik
Mereka menuntut agar pengelolaan debu dari pabrik penggilingan padi tidak lagi mengganggu kehidupan sehari-hari mereka, seperti dalam aktivitas mencuci, memasak, dan menjemur pakaian.