PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Produksi sampah di Kota Palembang, mencapai 12.000 ton per hari. Entah sampai kapan, TPA Sukawinatan dan Keramasan, bisa menampung sampah dari 1,77 juta penduduk Palembang. Solusinya, mulai dari pengurangan sampah rumah tangga.
Untuk itu, Bidang Pengolahan Sampah Limbah, Bahan Berbahaya dan Beracun (PSLB3) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palembang, menggelar Sosialisasi Kegiatan Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan Tahun 2024.
”Kalau sampah kita buang semua ke TPA Sukawinatan, akan penuh. Sebagaimana diketahui, sampai plastik tidak bisa terurai,” ucap Sekretaris DLH Kota Palembang Novrian Fadhilah, saat membuka kegiatan sosialisasi, di Ruang Rapat DLH Kota Palembang, Selasa pagi, 23 Juli 2024.
Menurutnya, sebenarnya di Kota Palembang sudah ada bank sampah. Tapi kurang maksimal. Karena itu dalam sosialisasi ini, pihaknya menghadirkan narasumber Direktur Bank Sampah Induk Kota Palembang Hanardono, dan Kabid PSLB3 Andika Marta Dinata ST MT.
BACA JUGA:Sosialisasi DLH Palembang, Mendorong Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
BACA JUGA:Rencana Menikah Tak Kesampaian, Karyawati Meninggal setelah Tabrak Bak Truk Sampah
”Mungkin dengan adanya pencerahan dari Pak Hanardono, kita bisa mengetahui cara mengolah hingga sampai memiliki nilai jual, seperti di Pulau Jawa. Sebab dari sampah banyak kreativitas yang bisa dilakukan. Bila sampah dipilah dan dijual, bisa menambah perekonomian,” tuturnya.
Kabid PSLB3 DLH Kota Palembang Andika Marta Dinata ST MT, memaparkan saat ini Kota Palembang baru di angka 25-26 persen mengurangi sampah dengan cara mengelola, dari 30 persen dari indikasi target nasional.
“Karena sampah ini menjadi momok, mengerikan sampah plastik di Indonesia dan dunia. Dimana sampah plastik ini usianya 200-300 tahun baru bisa terurai, 3 generasi. Sementara yang terkelola belum maksimal,” papar Andika, kepada peserta sosialisasi dari perwakilan kecamatan, UPTD sampah, dan staf DLH Palembang. .
Setiap 1 jiwa menghasilkan sekitar 0,7 kg sampah setiap harinya, jika dikalikan 1,7 juta penduduk Kota Palembang, maka timbulan sampah setiap harinya 1.200 ton. “Sampah organik yang paling banyak, bekas kita makan sehari-hari, mencapai 60 persen. Terutama Sabtu-Minggu, sisa makanan dari hajatan,” bebernya.
BACA JUGA:Tragis! Dwi Ardana Meninggal Dunia Setelah Tabrak Truk Parkir Ambil Sampah, Ini Kejadiannya!
BACA JUGA:BRI Raih Penghargaan Platinum BISRA Awards 2024 untuk Program Anti Sampah
Timbulan sampah 1.200 ton per hari, baik di TPS pemerintah dan liar, jumlah armada DLH Palembang sebanyak 142 unit tentu akan kerepotan mengangkutnya. “Dibuang ke TPA setiap hari, sampai kapan bisa menampung? TP Sukawinatan yang luasnya 24 hektare, sudah 70 persen terpakai. Ketinggian sampahnya 7-10 meter, kalau hujan sampahnya longsor,” jelasnya.
Begitupun nantinya, untuk TPA Keramasan dengan luasan 48 hektare. Ketika sampah sadah menggunung, lingkungan sekitar pasti tercemar. ”Keinginan Bapak Pj Wako Palembang Abdulrauf Damenta, Sekda Ratu Dewa, dan Kepala DHL Ahmad Mustain, ada percontohan kecamatan yang mengolah dan memilah sampah,” ungkapnya.
Diakuinya, keberhasilan menangani sampai ini adalah dari pengurangan, bukan pengolahan. Karena pengolahan tentunya memerlukan anggaran. “Pengurangan sampah, paling menantang. Bagaimana kita bisa menghidupkan bank sampah di 107 kelurahan. Karena ini sudah linier, hasil pemilihannya masuk ke bank sampah,” imbuh Andika.