PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Tim IFC (International Finance Corporation) World Bank kunjungi Perumda Tirta Musi Palembang, Rabu (17/7). Ini dalam rangka menjajaki kerja sama peningkatan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan tujuan agar pelayanan kepada masyarakat lebih baik lagi.
Hadir Tim IFCWB, George Butler (Principal Water and Sanitation Specialist) dan Fajar Eko Antono (Advisory Officer, Asia Pacific Infrastructure Deparment). Kemudian dari Perumda Tirta Musi, PJ Wali Kota Palembang, Dr A Damenta Mag.rer.publ.CGCAE oleh Kuasa Pemilik Modal (KPM), Ryan Herviansyah Utama selaku Anggota Dewan Pengawas, Direktur Utama Andi Wijaya Adani dan Direktur Teknik M Azharuddin ST.
KPM juga didampingi Kepala Bappeda, Ir Harrey Hadi MS dan Kepala Bagian Hukum Kota Palembang, Imam Ilham SH MH. Pj Wali Kota Dr A Damenta menyatakan dukungan dan setuju atas program kerja sama seperti ini.
"Saya berharap ada kajian komprehensif dari sisi regulasi, institusi, dan teknik sehingga kerja sama lebih optimal," sampainya.
BACA JUGA:Pj Wali Kota Prabumulih Sidak Kantor PDAM:
BACA JUGA:PDAM Way Komering Memulai Proses Perbaikan, Gaji Karyawan Dicicil
Kepala Bappeda Kota Palembang, Ir Harrey Hadi mendorong agar ada dukungan terhadap Perumda Tirta Musi dalam bentuk hibah. Sementara Dirut Perumda Tirta Musi, Andi Wijaya menyampaikan kondisi, peluang, dan tantangan perusahaan.
Menurutnya ada tiga topik yang diusulkan untuk kerja sama ini, yaitu menanggulangi masalah kehilangan air.
"Tahun 2023 air yang hilang 23,5 persen dan kencenderungan semakin meningkat pada tahun 2024. Ini lantaran penambahan jam pelayanan dan tekanan air. Walaupun masih jauh di bawah rata-rata nasional sebesar 33 persen, tetapi dibutuhkan pendekatan baru agar dapat mengendalikan kebocoran," paparnya.
BACA JUGA:Petugas PDAM Sidak Pelanggan Bandel, Terus Perbaiki Layanan Air Bersih
Topik kedua efisiensi energi karena perusahaan ini setiap bulannya membayar lebih dari Rp6 miliar untuk rekening listrik sehingga perlu efisiensi energy guna menghemat biaya produksi. Ketiga kerja sama membangun intake, instalasi pengolahan, dan jaringan perpipaan yang baru untuk wilayah Palembang Timur.
"Wilayah ini neraca airnya masih negatif yaitu permintaan air dari pelanggan lebih besar dari pada kapasitas produksinya," pungkasnya. (fad)