PALEMBANG - Operasi modifikasi cuaca (OMC) di Sumsel selama 5 hari berhasil menebar 5,6 ton natrium klorida (NaCl) dari total yang ditabur 8 ton NaCl untuk memitigasi kebakaran hutan dan lahan. Ini agar hujan tetap turun di wilayah Sumsel saat puncak kemarau.
Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Sumatera, Ferdian Kristianto mengungkapkan hal itu. "Per 4-7 Juli sudah 4 ton NaCl (5 sorti) yang ditebar di langit Sumsel. Plus Senin (8/7) kemarin ada 2 sorti lagi (per sorti 800 Kg NaCl). Jadi totalnya menjadi 7 sorti atau sekitar 5,6 ton NaCl yang sudah ditebar di langit Sumsel," ujar dia.
Menurutnya, NaCl itu telah disebar di beberapa wilayah di Sumsel, di antaranya di Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Komering dan wilayah lainnya. NaCl disebar di beberapa wilayah tersebut karena memiliki potensi awan hujan. "Penyebaran NaCl tergantung ada tidaknya awan. Dalam sehari bisa 1-2 sorti, bahkan tidak terbang sama sekali jika tak ada potensi awan. Total tersedia 8 ribu Kg NaCl yang disiapkan," ungkapnya.
Dalam OMC itu, jenis pesawat yang dipakai menggunakan Casa-212 Reg A-2104. OMC akan digelar selama 10 hari atau hingga 13 Juli mendatang. Penyemaian garam dilakukan untuk meningkatkan intensitas hujan.
BACA JUGA:Hujan Semalaman Bikin Banjir Simpang Kades
BACA JUGA:Hujan Deras Picu Longsor di Sekayu, Jalan Merdeka Terkena Imbas
"Kami harapkan dengan metode OMC ini dapat menurunkan hujan buatan di wilayah Sumsel terutama ke daerah-daerah yang rawan Karhutla, " ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat NPBD Sumsel, Sudirman.
Menurutnya, OMC itu dilakukan untuk memperkuat penanganan dan meminimalisir Karhutla secara merata di Sumsel. Langkah strategis itu jadi upaya mitigasi dan penanggulangan bencana, khususnya untuk menghadapi potensi karhutla di Sumsel. OMC yang digelar dilakukan oleh Badan Restorasi Gambut (BRGM) bersama BMKG, BPBD Sumsel dan Lanud SMH Palembang.