BACA JUGA:Nih Aturan Tentang Rokade Dalam Catur, Pahami Biar Gak Ribut di Pos Ronda
Program pendampingan ini menurut Hendri akan sangat banyak manfaatnya bagi pekebun karena materinya cukup banyak yang bisa diberikan antara lain sosialisasi, edukasi hal-hal yang baik terkait perkebunan kelapa sawit yang tidak terbatas pada praktek problem solving teknik budidaya, panen, penyakit dll tetapi juga motivasi, advisory, regulasi, lingkungan, ekonomi rumah tangga dll.
Bentuk pendampingannya bisa counseling-mentoring-coaching yang akan disesuaikan dengan kebutuhan dengan durasi sekali kunjungan minimal 1 minggu dan dilakukan setiap 2-3 bulan sekali, demikian Hendri menutup penjelasannya.
Heri DB yang juga sebagai pendiri BEST PLANTER INDONESIA (BPI) dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan hal senada tentang pentingnya program pendampingan sebagai follow up dari pelatihan yang sudah dilakukan selama ini
BACA JUGA:Lebih dari Sekadar Aksesoris, Ini Manfaat dan Kegunaan Kacamata Hitam untuk Kesehatan Mata
BACA JUGA:Nih Aturan Tentang Rokade Dalam Catur, Pahami Biar Gak Ribut di Pos Ronda
Sehingga apa yang sudah pemerintah kerjakan untuk pekebun melalui BPDPKS & DITJENBUN yaitu berupa program PSR dapat benar-benar memberikan hasil yang signifikan yaitu bisa meningkatkan produktifitas kebun rakyat dari 2,5 ton CPO per ha per tahun menjadi 5 ton CPO per ha per tahun atau naik 100%.
Dan ini secara agronomi sangat mungkin karena sudah terbukti dapat dicapai oleh banyak perusahaan sawit yang melaksanakan Best Management Practices.
Heri DB berharap program pendampingan yang sudah menjadi bagian dari program nya BPDPKS dapat segera dieksekusi, dan untuk membuat konsep pendampingan BPI siap untuk melakukan diskusi bersama provider yang lain. Demikian Heri DB mengakhiri wawancaranya.