PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Mendekati tahun ajaran baru (TAB) pada pertengahan Juli 2024, memantik tingginya kebutuhan masyarakat memenuhi biaya anak sekolah. Hal ini membuat mereka berusaha memenuhinya, salah satunya menggadaikan emas perhiasan di lembaga gadai seperti Kantor Pegadaian.
Tak heran jika permintaan gadai pun mengalami peningkatan tinggi mencapai 21 persen dibanding periode sama tahun lalu. Putri, seorang nasabah mengaku harus membayar biaya daftar ulang Rp3,5 juta untuk anaknya naik kelas 11 SMP. "Saya memutuskan menggadaikan emas di Pegadaian untuk memenuhi kebutuhan ini," ujarnya, kemarin.
Menurutnya, solusi gadai emas paling cepat dan tidak merugikan pasalnya ia telah menginvestasikan emasnya di Pegadaian sebagai cadangan untuk kebutuhan mendesak. "Antisipasi saya memang untuk kebutuhan mendesak dengan mengadaikan emas. Kalau ada uang nanti saya tebus lagi," kata dia.
Joko NK Nugroho, Perwakilan PT Pegadaian Kantor Wilayah III Sumbagsel menjelaskan minat masyarakat terhadap gadai meningkat signifikan. "Kami mencatat kenaikan pinjaman gadai atau OSL sebesar 21 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan jumlah nasabah gadai naik 6 persen dari April hingga Juni 2024," ujarnya.
BACA JUGA:Tahun Ajaran Baru Mendorong Lonjakan Transaksi Gadai Emas di Palembang
Menurutnya, fenomena ini dipicu momen liburan sekolah dan persiapan masuk sekolah, serta momen Hari Raya Iduladha lalu dimana banyak orang tua memilih gadai sebagai solusi memenuhi kebutuhan yang mendesak.
Menurut dia, gadai emas menjadi pilihan lebih bijak ketimbang menjualnya. Dengan skema gadai, investasi emas tetap bisa dipertahankan. Setelah membayar sejumlah pinjaman dan sewa modal, emas yang menjadi jaminan tetap dimiliki pemiliknya. "Ini cara efektif menyelesaikan masalah keuangan sambil melindungi aset berharga seperti emas," pungkas dia.
Selain gadai konvensional, hal sama juga dirasakan Pegadaian Syariah. Pemimpin Cabang Pegadaian Syariah Simpang Patal, Daniel mengatakan banyak nasabah mendapat manfaat pinjaman gadai syariah. Ia tak menampik sebelum atau sesudah Idul Adha dan momen TAB, gadai tetap tinggi. “Hingga kini kita sudah menyalurkan pembiayaan gadai syariah dan mikro Rp100 miliar lebih,” ungkapnya.
Dikatakan, pihaknya menawarkan beberapa produk gadai syariah, seperti rahn jangka waktu maksimal 120 hari. “Nasabah kita kenakan mu’nah atau biaya pemeliharaan atas barang jaminan per 10 hari dihitung dari nilai barang. Besaran mu’nah berdasarkan 4 golongan pinjaman gadai, makin besar makin murah. Untuk golongan A pinjamannya Rp500 ribu, B Rp505.000-5 juta, C Rp5-20 juta, dan D di atas Rp20 juta.
BACA JUGA:Gadai SK PNS dan PPPK di Bank BRI, Bisa Cair Pinjaman Rp500 Juta, Ini Syarat dan Tabel Angsurannya
BACA JUGA:Bank BNI Buka Pinjaman Khusus PPPK, Cuma Gadai SK, Dapat Dana 100 Juta, Cek Persyaratannya
“Untuk nasabah ritel, mu’nah-nya sebesar 0,64 persen per 10 hari dengan pinjaman di atas Rp20 juta (D) dan 0,73 persen pinjaman Rp5-20 juta (C),” tegasnya. Ada pula untuk bisnis dengan pinjaman di atas Rp100 juta, mu’nah-nya berjenjang mulai 0,52 persen per 10 hari, dan nasabah prioritas 0,4 persen per 10 hari.
“Plafond rahn sampai 99,7-100 persen dari nilai jaminan emas sesuai kategori nasabah,” tuturnya. Jika habis tempo, nasabah bisa kembali melakukan perpanjangan penebusan atau dicicil per bulan. “Mau ringan kita punya sistem cicilan per bulan, nama produknya arrum emas dengan mu’nah flat 1 persen per bulan. Jangka waktu sampai 12-36 bulan,” imbuh Daniel.
Sejauh ini kebutuhan nasabah yang gadaikan emas macam-macam. Ada untuk investasi, modal usaha, pendidikan anak di momen TAB, pernikahan, atau keperluan konsumtif lainnya. “Emas memang mudah dijual, tapi beberapa nasabah memilih menggadaikannya lantaran sayang. Mungkin perhiasannya punya nilai sejarah tak ternilai seperti cincin kawin. Kami hadir menjembatani itu,” paparnya. (*)