MUBA, SUMATERAEKSPRES.ID - Ketakutan melanda ratusan kepala keluarga di Dusun VI Parung, Desa Sri Gunung, Kecamatan Sungai Lilin, setelah ledakan hebat mengguncang sumur minyak ilegal hanya 1,5 kilometer dari pemukiman mereka.
Kobaran api yang menjulang tinggi terus menjadi momok menakutkan bagi penduduk, meskipun jaraknya yang relatif jauh.
"Langit malam di Dusun Parung memerah," ujar Busro, salah seorang warga, menggambarkan situasi mencekam di tempat tinggalnya.
Selain ketakutan akan kobaran api, ledakan tersebut juga menelan beberapa korban jiwa, meninggalkan trauma yang mendalam di kalangan warga.
Upaya pemadaman dilakukan dengan penuh keberanian oleh warga yang berusaha menahan api agar tidak meluas ke pemukiman mereka.
Di sisi lain, meskipun kobaran api di Sungai Parung telah berhasil dipadamkan, dampak dari tumpahan minyak mentah yang menghitam masih terasa.
Tumpahan ini mencemari aliran sungai sepanjang 8-10 kilometer dari Dusun Parung hingga Dawas, mengancam ekosistem dan menghentikan aktivitas penangkapan ikan serta konsumsi air sungai.
BACA JUGA:Sumur Minyak Meledak di Muba, 1 Tewas, 4 Luka Bakar dan 1 Hilang
BACA JUGA:Muba Gelar Uji Emisi Kendaraan di Taman Air Sekayu Pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024, Ini Kata Kadis!
Kekhawatiran semakin meluas karena banyak rumah yang terletak di tepi sungai yang kini tercemar oleh tumpahan minyak.
H Tatang Jaswadi SPd, MSI, Camat Sungai Lilin, menyatakan keprihatinannya terhadap dampak yang dialami ratusan keluarga di Dusun VI Parung. Langkah awal telah diambil dengan mobilisasi petugas dan peralatan dari Pertamina serta SKK untuk membersihkan dan memadamkan kobaran api.
"Pembersihan tumpahan minyak sedang dilakukan dengan serius," ujarnya.
Pemerintah setempat juga menegaskan bahwa meskipun pemukiman warga tidak langsung terancam, namun tumpahan minyak tetap memberikan dampak serius terhadap lingkungan hidup.
Jetri Alex Sinai dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muba menyoroti bahaya dari oil spill yang merusak ekosistem perairan.
"Pembersihan menggunakan oil boom sudah dilakukan untuk mengurangi dampak tumpahan minyak ini," katanya.
BACA JUGA:Over Target, DWP Muba Gelar Khitanan Gratis
BACA JUGA:Roy Riady Angkat Nopri Exandi sebagai Kasubag BIN Kejari Muba
Oil boom diketahui menjadi alat efektif dalam menanggulangi tumpahan minyak di perairan, mengurangi risiko penyebaran minyak lebih jauh di sungai.
Dalam situasi yang tegang ini, harapan warga terfokus pada upaya pemadaman kobaran api secepat mungkin dan pemulihan lingkungan mereka dari dampak pencemaran yang parah.
Pemulihan dan tindakan cepat dari pihak berwenang diharapkan dapat mengurangi beban psikologis dan lingkungan yang dialami warga setempat akibat kejadian ini. (Yud)