Palembang,SUMATERAEKSPRES.ID - Dalam waktu kurang dari 24 jam, polisi berhasil mengamankan Etot, pelaku utama penusukan yang menyebabkan kematian Wijaya (23) di RS Muhammadiyah Palembang pada Selasa malam.
Kejadian tragis itu berawal dari keributan di Kolam Retensi belakang Kantor DPRD Palembang, di mana Etot bersama Rifky dan dua rekannya, HR dan DV, terlibat dalam insiden tersebut.
Menurut Kepolisian, insiden mematikan ini terjadi setelah Rifky, yang didampingi pacarnya, terlibat cekcok dengan sekelompok remaja di lokasi tersebut.
Ketegangan memuncak ketika senjata tajam dikeluarkan oleh Rifky dan Etot, menyerang Nando, Rio, Andre, dan Rian, yang akhirnya mengakibatkan luka-luka dan kematian tragis Wijaya.
"Pelaku Etot, dalam kepanikan akibat dianiaya, merespons dengan menyerang menggunakan senjata tajam, mengakibatkan pendarahan fatal di paha korban," jelas Kepolsek Seberang Ulu I, Kompol Alex Andiyan dalam keterangannya kepada media pada Kamis.
BACA JUGA:Kasus Pembunuhan Bayi oleh Ibunya, Kokom, Pengungkapan dan Dampak Sosial
Kepolisian berhasil menangkap Etot berdasarkan keterangan yang didapat dari Rifky, sementara HR dan DV tidak terlibat dalam penusukan tersebut. Saat ini, polisi masih memburu dua orang lain yang diduga terlibat dalam kejadian tersebut.
Etot sendiri mengaku bahwa perbuatannya bukanlah niat untuk membunuh, melainkan respons spontan karena ketakutan saat berusaha melarikan diri. Namun, tindakannya telah merenggut nyawa Wijaya dan melukai tiga orang lainnya yang harus dirawat intensif di rumah sakit.
Untuk kasus ini, Etot akan dijerat dengan Pasal 351 ayat 3 tentang perkelahian yang mengakibatkan kematian, sementara Rifky akan dihadapkan dengan Pasal 351 ayat 2 karena melukai korban.
Motif dari insiden ini adalah perselisihan verbal antara pelaku dan korban di lokasi tersebut, seperti yang dikonfirmasi oleh saksi-saksi di tempat kejadian.
"Kejadian ini menyedihkan karena bermula dari percekcokan sehari-hari yang berujung tragis bagi keluarga korban. Kami akan memastikan keadilan untuk korban dan mengembangkan kasus ini untuk menemukan semua pelaku yang terlibat," tegas Alex.