JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Program Kemandirian Pesantren menjadi salah satu prioritas utama Kementerian Agama di bawah pimpinan Menag Yaqut Cholil Qoumas.
Sejak 2020, program ini terus berjalan melalui berbagai pendekatan, termasuk Pelatihan Kemandirian Pesantren.
Mastuki, Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis, menjelaskan bahwa pelatihan ini telah dimulai sejak 2021.
Bersama Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Pusdiklat memulai proyek ini dengan melatih 105 Pondok Pesantren pada tahun pertama.
BACA JUGA:Targerkan Zero Pelanggaran, Bawaslu PALI Gandeng Kemenag
BACA JUGA:Ini 3 Jenis Makanan yang Harus Dihindari oleh Penderita Penyakit Kelenjar Getah Bening
Jumlah ini meningkat menjadi 504 pesantren pada tahun berikutnya dan melonjak signifikan menjadi 1.494 pesantren pada tahun 2023.
"Pada tahun 2024, kami menargetkan melatih 1.500 Pondok Pesantren, dengan 850 pondok pada tahap pertama dan 650 pondok pada tahap kedua," ujar Mastuki di Ciputat, Senin (24/6/2024).
Pelatihan tahun ini dibagi menjadi beberapa tahap. Tahap pertama terdiri dari 21 angkatan yang dilaksanakan dalam lima gelombang.
Gelombang pertama berlangsung pada 20-23 Mei 2024, diikuti gelombang kedua pada 28-31 Mei, gelombang ketiga pada 4-7 Juni, dan gelombang keempat pada 10-13 Juni. Gelombang kelima dijadwalkan pada 24-27 Juni 2024.
BACA JUGA:Manfaatkan Daging Dam untuk Jemaah Haji, Kemenag dan Baznas Kolaborasi
BACA JUGA:BPJPH Kemenag Akan Gelar Survei Kepuasan Layanan Produk Halal 2024, Cek Tujuannya
Program pelatihan gelombang kelima yang sedang berlangsung dibagi menjadi empat angkatan (9-12).
Setiap angkatan diikuti oleh 40 peserta, perwakilan dari Pondok Pesantren yang telah lulus seleksi berkas dan proposal melalui aplikasi SIMBA.
"Seleksi ketat dilakukan oleh Tim Ahli Kemandirian Pesantren untuk memastikan peserta memiliki potensi dan komitmen yang kuat dalam mengembangkan kemandirian ekonomi pesantren mereka," kata Mastuki.
Pelatihan ini menggunakan metode blended learning yang menggabungkan pembelajaran online dan tatap muka.
BACA JUGA:Kondisi Terkini Jemaah Asal OKI di Tanah Suci, Kemenag: Alhamdulillah, Semua JCH Sehat!
Peserta mengikuti sesi online selama empat hari pertama, kemudian dilanjutkan dengan sesi tatap muka selama dua hari, dan diakhiri dengan Bimbingan Teknis (BIMTEK) selama dua hari.
Metode ini dirancang agar peserta dapat memahami teori sekaligus mempraktikkan keterampilan yang diajarkan.
Narasumber pelatihan ini adalah Tim Ahli Kemandirian Pesantren yang ditetapkan melalui Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama.