*Rasio Pembiayaan Bermasalah Merangkat Naik
PALEMBANG,SUMATERAEKSPRES.ID - Perusahaan pembiayaan masih dihadapkan sejumlah tantangan tahun ini. Permintaan kredit masih lesu. Ditambah rasio pembiayaan bermasalah alias non performing finance (NPF) industri yang merangkak naik.
Presiden Direktur PT Toyota Astra Financial Services (TAF), Agus Prayitno, mengakui, hingga kuartal I 2024 masih menantang bagi industri multifinance. Khususnya di sektor otomotif. “Market otomotif semester I tahun ini turun bahkan sampai kemarin secara ritel, kami turun kira-kira 14 persen. Secara wholesale kira-kira ada 21 sampai 22 persen,” ungkap Agus Prayitno, akhir pekan lalu.
BACA JUGA:Budayakan Gowes, Sehatkan Jasmani
BACA JUGA:Ibu Rumah Tangga Wajib Tahu, Ini 5 Ciri Suami Anda Kecanduan Judi Online Alias Main Slot
Dikatakan, penurunan tersebut berdampak pada perusahaan pembiayaan untuk mobil Toyota, Daihatsu, dan Lexus itu. Tecermin dari laba bersih TAF di tiga bulan pertama 2023 yang hanya Rp187 miliar. Merosot 72,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp690 miliar. Dari sisi kualitas pembiayaan, NPF tercatat 0,5 persen. Lebih tinggi dari kuartal I tahun lalu di level 0,48 persen.
“Memang quality dari customer saat ini ada penurunan. NPF itu naik tapi tetap kami di bawah risk appetite kami,” terang Agus. Selain itu, cost of fund juga meningkat. Dia menyatakan mencari dana murah saat ini agak susah. Memperkuat layanan pembiayaan dengan services excellent dan prudent menjadi strategi perusahaan tahun ini.
Agus mengungkapkan, pembiayaan multiguna menjadi andalan untuk menjaga profit. Sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan multiguna yang double digit sebesar 12 persen. ”Di multiguna kami tetap harus bisa growth. Walaupun memang harus hati-hati. Jadi engine growth saat ini adalah di (pembiayaan) multiguna,” beber Agus Prayitno.
BACA JUGA:Sekda OI Disebut Jadi Alternatif Calon Wakil Panca
BACA JUGA:Gerakan Serentak Tekan Stunting
Meski demikian, permintaan pembiayaan TAF memasuki April terus tumbuh sebesar 16 persen dibanding tahun lalu. Dana pembiayaan yang dikucurkan Rp13,8 triliun. Sementara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, kinerja pembiayaan tumbuh 10,82 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp486,35 triliun pada April. Lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mampu naik 12,17 persen YoY.
Dari sisi kualitas, NPF gross perusahaan pembiayaan sebesar 2,82 persen. Meningkat ketimbang Maret 2024 di level 2,45 persen. Begitu pula NPF net yang ikut terkerek dari 0,7 menjadi 0,89 persen. “Secara profil risiko perusahaan pembiayaan masih terjaga,” terang Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan Perusahaan Modal Ventura LKM dan LJK Lainnya OJK, Agusman. (*)