PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan, Ir. SA Supriono, mengimbau para Kepala Daerah di 17 Kabupaten dan Kota untuk mengatasi 10 komoditas yang menjadi penyebab inflasi di wilayah tersebut.
Pada Mei 2024, Sumsel mengalami inflasi sebesar 0,06% (mtm), menurun dibandingkan April 2024 yang sebesar 0,43%.
"Inflasi tahunan juga menurun menjadi 2,98% (yoy) dari bulan sebelumnya yang sebesar 3,12% (yoy). Angka ini dipengaruhi oleh 10 komoditas yang perlu kita atasi bersama," kata Supriono.
Sepuluh komoditas penyumbang inflasi tersebut adalah Beras, Bawang Merah, Daging Ayam Ras, Tarif Air Minum PDAM, Emas Perhiasan, Bawang Putih, Tomat, Sigaret Kretek Mesin (SKM), Cabai Merah, dan Gula Pasir.
BACA JUGA: Indonesia Fokuskan Penguatan Pengendalian Inflasi Melalui Produksi dan Efisiensi Rantai Pasok
BACA JUGA:Bank Indonesia Klaim Inflasi Indonesia Termasuk yang Terendah di Dunia
"Kita berharap dapat menekan inflasi dengan berbagai upaya yang kita lakukan, termasuk High Level Meeting dan mengikuti rapat di tingkat pusat dan daerah."
Selain itu, pemantauan harga di pasar serta ketersediaan stok juga terus dilakukan," tambah Supriono.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo memberikan instruksi tegas kepada Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk memperkuat upaya pengendalian inflasi.
Fokus utama yang diinstruksikan adalah pengamanan produksi dan peningkatan efisiensi rantai pasok pangan, yang akan didukung oleh Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
BACA JUGA:Airlangga Klaim Inflasi Terkendali, Simak Pernyataan Lengkapnya
BACA JUGA:5 Negara Dengan Inflasi Tertinggi di Dunia: Argentina Memimpin! Bagaimana Zimbabwe?
Langkah-langkah ini diharapkan mampu memitigasi dampak ketidakpastian global dan perubahan iklim terhadap inflasi, termasuk inflasi pangan, sehingga Indeks Harga Konsumen (IHK) bisa terus menurun dan berada dalam kisaran target 2,5±1% pada periode 2024-2027.
Sepuluh tahun terakhir, inflasi IHK berhasil terkendali dan menunjukkan tren penurunan dari 8,36% (yoy) pada 2014 menjadi 2,84% (yoy) pada Mei 2024, menjadikan Indonesia salah satu negara dengan tingkat inflasi terendah di dunia.
Prestasi ini dicapai berkat konsistensi kebijakan moneter serta sinergi antara Bank Indonesia dan Pemerintah dalam TPIP dan TPID yang menguatkan GNPIP di berbagai daerah.