Meskipun masih berusia muda, pemain-pemain muda Spanyol memiliki mentalitas yang kuat. Hal itu pun diakui pelatih Kroasia, Zlatko Dalic, setelah 2 kali tumbang di fase knock out atas La Furia Roja, yakni di UEFA Nations League dan EURO 2020.
“Spanyol mengalahkan kami melalui adu penalti di final Nations League, dan juga 5-3 secara spektakuler di pertandingan EURO terakhir,” ungkap Zlatko Dalic, dikutip dari laman resmi UEFA. Spanyol dan Kroasia secara total sudah bertemu sebanyak 9 kali sejak 1999. Hasilnya, La Furia Roja mencatat 6 kemenangan, 2 kali tumbang, dan 1 laga lainnya berakhir imbang.
Berdasarkan data Transfermarkt, Spanyol memiliki skuad bernilai 965,5 juta Euro. Tim peringkat 8 FIFA itu punya rata-rata umur skuad 27 tahun. Pelatih Luis de la Fuente mesti mencampurkan pemain tua dan muda dalam starting XI.
Barisan depan punya Lamine Yamal yang berusia 16 tahun. Ia bisa bertrio dengan Nico Williams yang menjalani musim apik untuk Athletic Bilbao. Kapten Alvaro Morata dengan 73 caps tidak bisa diabaikan.
Di sisi lain, Joselu (34 tahun) yang jadi supersub di Real Madrid, bisa berperanan penting. Nama lain yang bisa mencuat adalah Alex Grimaldo yang baru saja memberikan trofi Liga Jerman untuk Leverkusen.
Di kubu Kroasia, para pemain tua masih dibawa oleh Zlatko dalic, mulai dari Luka Modric (38 tahun) hingga Domagoj Vida (35 tahun). Namun, pemain seperti Luka Sucic (21 tahun) yang bermain di RB Salzburg atau Josip Stanisic (24 tahun) yang jadi bintang Leverkusen, juga bisa diandalkan Vatreni.
Kendala utama Kroasia adalah lini depan mereka yang tidak cukup tajam. Tercatat, 4 dari 7 penyerang yang dibawa Vatreni, bermain di liga lokal. Mereka membawa Luka Ivanusec, penyerang Feyenoord, yang musim ini cuma mencetak 3 gol di semua kompetisi. (*)