PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Tradisi mengundang artis atau penyanyi ibu kota dalam launching pilkada, baik pilgub maupun pilbup/pilwako di Sumsel mendapat sorotan dari masyarakat. Apalagi menghabiskan dana miliaran.
Pengamat politik Sumsel, Bagindo Togar menilai, launching pilkada yang jor-joran dengan mengundang artis atau penyanyi ibu kota merupakan pemborosan. “Hasilnya tidak terlalu efektif, jelas merupakan pemborosan, " katanya.
Dia membandingkan dengan launching yang digelar KPU Sumsel periode sebelumnya. “Setahu saya, kegiatan dan tujuannya sama. Tapi anggaran yang digunakan waktu itu hanya sekitar Rp400 juta. Sementara launching pilkada serentak kemarin sekitar Rp2,2 miliar. Jika dihitung persentase kenaikannya, luar biasa. Naik mencapai 550 persen, sungguh fantastis," tutur Bagindo.
Menurut kacamatanya, kegiatan yang diselenggara terkesan hanya mengutamakan kemeriahan, minus korelasinya dengan konteks kepemiluan. “KPU seperti jadi show biz company atau entertainment enterprise. Yang di daerah akhirnya mengikuti,” paparnya.
BACA JUGA:Bakal Calon Walikota Lubuklinggau Pastikan Diri Melaju di Pilkada
BACA JUGA:Yopi Karim Memastikan Kapalnya Berlayar di Pilkada Lubuklinggau
Ia dan mungkin sebagian masyarakat mempertanyakan itu. “Padahal kegiatan seperti itu kadangkala tak sesuai dengan budaya, tradisi dan nilai-nilai sosial masyarakat lokal. Kenapa tidak dilakukan dengan sederhana, tapi lebih bermakna dan menyentuh lebih luas masyarakat,” imbuh dia.
Bagindo juga mengingatkan penyelenggara pilkada untuk transparan. Supaya tidak muncul fitnah dan prasangka. Lalu, sedapat mungkin penyelenggaraan pilkada ini dapat membawa dampak positif bagi stakeholder terkait di lokal Sumsel.
Sementara Ketua KPU Sumsel, Andika Pranata Jaya, mengaku tidak mengetahui secara pasti besaran dana yang digunakan untuk launching Pilgub Sumsel beberapa waktu lalu. "Tanya ke sekretariat ya, " singkatnya. ()