PALEMBANG - Gubernur Sumsel H. Herman Deru berharap soft launching Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Provinsi Sumsel tidak hanya menghasilkan diskusi saja. Namun berlanjut ke eksekusi di lapangan.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengimbau apa pun rekomendasi dari hasil rapat maupun pertemuan untuk segera eksekusi. ‘’Sehingga rapat atau pertemuan tidak tidak menghasilkan rapat dan pertemuan lagi,’’ tegasnya saat peluncuran empat program unggulan yang bersinergi dengan GSMP. Dikatakan, meskipun saat ini cuaca cenderung berubah-ubah, namun dengan konektivitas infrastruktur yang telah dibangun melalui jalur darat diyakininya distribusi komoditas pangan akan terjaga. ‘’Dipilihnya Sumsel menjadi salah satu tempat dimulainya Gerakan Pengendalian Inflasi khususnya di sektor pertanian sangatlah wajar. Sebab, Sumsel merupakan salah satu provinsi lumbung pangan. Sumsel juga telah menginisiasi program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) serta memiliki rapor yang baik dalam pengendalian inflasi," katanyaDikatakan, potensi pertanian Sumsel yang demikian luar biasa tak ada cara lain untuk menekan laju inflasi tersebut adalah dengan mengubah mindset masyarakat. "Makanya kita masifkan ajakan untuk mengubah mindset masyarakat yang tadinya hanya berpikir untuk membeli jadi bisa memproduksi,’’ katanya.BACA JUGA : Datangkan Gajah Pengikat Untuk mendukung dan memuluskan program GSMP, Gubernur Herman Deru tak segan mengajak semua pelaku usaha, tokoh agama hingga korporasi yang berkemungkinan memberikan CSR sebagai stimulus. ‘’Sejak diluncurkan akhir 2021, program GSMP telah memberikan beberapa rapor menggembirakan bagi Provinsi Sumsel,’’ katanya. Selain dinobatkan menjadi salah satu dari 10 provinsi terbaik dalam pengendalian inflasi, gerakan ini juga berkontribusi menurunkan angka kemiskinan di Sumsel. ‘’Dalam 10 tahun terakhir, angka kemiskinan Sumsel berada di angka 11 persen. Yang paling signifikan adalah Sumsel masuk sebagai 3 provinsi terbaik di Indonesia dalam menurunkan stunting dari sebelumnya 24.8 persen turun menjadi 18.6 persen. Ini berhasi turun dengan gerakan yang benar-benar low cost,’’ katanya.
Menurut Herman Deru, tantangan mewujudkan ini memang besar tak ubahnya saat pemerintah pusat menggalakkan program KB zaman dulu. ‘’Kita tahu tantangannya banyak, karena kota sekarang ada di zona nyaman saat mau beli barang ada. Padahal seperti cabai, bawang dan beberapa komoditas itu bisa kita tanam dengan mudah di rumah," jelasnya.Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia Aida S Budiman mengatakan saat ini semua patut bersyukur karena perekonomian Indonesia masih terjaga. ‘’Saat tutup tahun 2022 perekonomian tercatat 5,3 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya 3,7 persen. Inflasi juga menurun dari 5,5 persen menjadi menjadi 5, 28 persen serta berbagai indikator ekonomi yang juga positif," pungkasnya.
Terkait GNPIP, merupakan bentuk inovasi pengendalian inglasi menjelang Ramadan tahun ini. Peluncuran program GNPIP ini juga dihadiri anggota Komisi XI DPR RI Fauzi H Amro dan Achmad Hafisz Tohir.Untuk empat program GNPIP ini meliputi optimalisasi pasar murah, peningkatan pasokan, modernisasi pertanian, dan peningkatan produksi. GNPIP ini merupakan wujud komitmen bersama untuk mengoptimalkan langkah pengendalian inflasi dari sisi suplai dan mendorong produksi guna mendukung ketahanan pangan secara integratif, masif guna mendukung pemulihan ekonomi nasional. (yun/)
Kategori :