MEKAH, SUMATERAEKSPRES.ID - Seluruh jemaah haji dari berbagai negara, termasuk Indonesia bersiap menuju Arafah dan menjalani rangkaian puncak haji mulai 8 Zulhijah 1445 H atau 14 Juni 2024. Mobilisasi jemaah secara bergelombang. Dari hotel-hotel tempat mereka menginap dengan bus-bus yang telah disiapkan.
Bagi jemaah lansia non mandiri dan disabilitas akan disafariwukufkan. “Sehari sebelum pendorongan ke Arafah, mereka telah ditempatkan di hotel transit,” jelas anggota Media Center Kementerian Agama (Kemenag), Widi Dwinanda. Total ada 300 jemaah yang akan disafariwukufkan.
Sebelum jemaah naik bus, petugas akan melakukan pemindaian kartu pintar (smart card). Kartu yang diterbitkan Pemerintah Arab Saudi itu menjadi tiket masuk kawasan Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).
“Kartu tersebut akan dipindai (scan) petugas sebelum naik bus. Karenanya, pastikan smart card dan identitas pribadi lainnya tersimpan dengan aman di tas khusus dan mudah diambil saat akan dilakukan pemindaian,” bebernya.
Di Arafah, kata dia, jemaah haji Indonesia ditempatkan di 1.169 tenda yang terbagi dalam 73 maktab atau markaz. Setiap tenda telah dilabeli stiker asal jemaah dengan warna-warna dan identitas yang mudah dikenali dan dihapal jemaah.
BACA JUGA:Semua Jamaah Haji dapat Paket Konsumsi Lengkap, Selama Armuzna
BACA JUGA:Seluruh Jemaah Haji Indonesia Sudah Berada di Tanah Suci
“Tenda-tenda tersebut telah dilengkapi sejumlah fasilitas yaitu ac, kasur, dan selimut,” katanya. Widi menyampaikan, hasil tinjauan Menteri Agama ke Arafah, terdapat tenda-tenda baru dengan bentuk dan bahan baru. Pihak Masyariq menyiapkan tenda model baru ini dengan kapasitas maksimal 30.000 jemaah.
Atap tendanya lebih menyerap panas, juga dinding hard PVC yang menyerap panas lebih baik, tenda juga dilengkapi magnetic charger (pengisi daya ponsel magnet). “Adanya penambahan fasilitas tenda ini merupakan ikhtiar agar jemaah dapat menjalani prosesi wukuf dengan nyaman dan khusyuk,” tuturnya.
Disampaikan Widi, tahun ini, Mina berpotensi akan semakin padat, kepadatan jemaah haji di Mina bukan hanya karena tambahan kuota yang diberikan, tetapi juga kelanjutan dari kebijakan Arab Saudi yang tidak menggunakan lagi maktab 1-9 di Mina Jadid.
“Untuk mengurangi kepadatan tenda Mina dan mempertimbangkan kesehatan serta keselamatan jemaah, sebagian dari jemaah terutama yang tinggal dekat Mina, yaitu mereka yang menginap di kawasan Syisyah dan Raudhah ditanazulkan ke hotel, dan tidak bermalam di tenda Mina,” ujarnya.
“PPIH telah berkoordinasi dan meminta pengelola hotel untuk membuka hotelnya pada 10-12 Zulhijah,” lanjutnya. Tercatat jemaah wafat hingga saat ini berjumlah 107 orang dengan rincian, wafat di Embarkasi 9 orang, di Madinah 18 orang, di Mekah 77 orang dan di bandara 3 orang.
BACA JUGA:Penting! Inilah Hal-Hal yang Diperbolehkan dan Dilarang Selama Ihram untuk Jemaah Haji
BACA JUGA:Layanan Bus Salawat Dihentikan Sementara Jelang Puncak Haji
Tahun ini juga akan diterapkan skema murur dalam pola pergerakan jemaah di masa puncak haji. Murur yaitu mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah. Jemaah saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina.