PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Sebagai manusia, setiap hari sudah pasti memproduksi sampah dari kegiatan hidupnya. Dari data milik Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Palembang, jumlah produksi sampah di metropolis hampir 1.000 hingga 1.200 ton per hari. Sementara yang diangkut hanya sekitar 800 ton ke TPA Sukawinatan maupun Karyajaya. Bukan pemandangan aneh jika melihat kondisi gunungan sampah di TPA Sukawinatan saat ini dapat dikatakan berstatus overload, bila ditaksir lebih jauh dapat mencapai lebih dari 300 ribu ton sampah. Permasalahan sampah timbul akibat pengelolaan sampah yang tidak dilakukan dengan baik yaitu sistem pengumpulan yang tidak tuntas, kurangnya alat angkut dan terbatasnya kapasitas tempat pembuangan akhir sampah (TPA). Untuk mengatasi hal tersebut pihak DLHK dan stakeholder terkait terus berupaya dengan berbagai cara seperti penambahan armada dan petugas, melibatkan warga kota Palembang dengan TPS 3R, hinga berencana membangun megaproyek PSEL (Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik) atau PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) di wilayah Keramasan dekat TPA Karyajaya dengan lahan seluas 8 hektare.
BACA JUGA : Rebut Piala Adipura ke-13Palembang sendiri merupakan kota yang menjadi pilot project PSEL di Indonesia bersama 11 kota besar lainnya yaitu Surabaya, Jakarta, Bandung, Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi, Semarang, Surakarta, Manado, Makasar, dan Denpasar. PLTSa atau PSEL menjadi proyek pembangunan strategis nasional berdasarkan Perpres Nomor 35/2018 tentang percepatan pembangunan pengolahan sampah menjadi energi listrik berbasis teknologi ramah lingkungan. Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang memastikan groundbreaking megaproyek pembangunan Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) hasil kerjasama dengan investor PT Indo Green Power ini bakal dilaksanakan bulan April-Mei 2023 mendatang.