Rina: Suami Saya Berobat Jalan

Senin 27 Feb 2023 - 00:13 WIB
Reporter : dedesumeks
Editor : dedesumeks

Ketua RT Sebut Warga Tahu Masa Muda Abi Dayat

Nama Panti Asuhan Fisabilillah di Jl Mangkubumi, Lr Bunga, Lingkungan RT 48, RW 01. Kelurahan 3 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II mendadak terkenal. Setelah pemiliknya, Hidayatullah alias Abi Dayat diciduk polisi, Sabtu (25/2) malam.

Dia melakukan penganiayaan fisik dan verbal terhadap anak-anak pantinya. Mencari keberadaan panti asuhan ini tidak sulit. Lokasinya di perempatan Kawah Tekurep, masuk ke Jl Mangkubumi mengarah ke tempat penjualan anyaman rotan. Persis di depan Masjid Al Muhajirin.

Panti asuhan milik Abi Dayat. Di depan panti Lr Bunga, sedangkan di belakang ada Gg Musala Darusolah. Gang ini hanya muat satu mobil. Di sisi kiri rumah yang jadi panti asuhan itu terdapat pemakaman keluarga dan warga sekitar sana.

Di seberang panti ada bedeng berdinding papan empat pintu. Seorang ibu rumah tangga di sana mengatakan, Abi Dayat belum pulang sejak dibawa polisi, malam Minggu lalu. Namun dia enggan bicara banyak. “Orang-orang di sini sebenarnya sudah tahu semuanya. Cuma memang kita tidak mau cari masalah,” ucapnya.

BACA JUGA : Fitrianti Semangati Anak Panti Asuhan Fisabilillah Al Amin
Jaka, warga di sana mengaku sudah sering mendengar suara ribut dari dalam panti asuhan itu. Namun dia tidak berani menebak-nebak, apa yang terjadi di dalam. “Anak-anak panti itu juga terkesan tertutup dan tidak banyak bicara,” jelasnya. Dia baru tahu kalau keributan selama ini karena ada penganiayaan yang dilakukan pemilik panti.

Panti itu buka pagi hingga usai Isya. Dulunya ada 34 anak di sana. Sekarang tinggal 18 orang. 10 laki-lak dan 8 perempuan. Setelah itu tutup. Mulyadi (56), ketua RT 48 yang baru sebulan menjabat juga tidak menyangka kalau perlakukan Abi Dayat terhadap anak-anak panti seperti itu. “Selama ini memang tidak ada permasalahan apa pun. Semuanya tenang dan anak-anak panti diurus. Tak hanya makan minum, namun pendidikan mereka juga,” bebernya.

BACA JUGA : 18 Anak Panti Bungkam, Dites HIV Mulyadi terpilih untuk tiga tahun ke depan dalam pemilihan ketua RT 48 menggantikan Rina, istri Abi Dayat. Pemilihannya Januari kemarin. “Mungkin dia banyak kerjaan lain, jadi melepas jabatan RT,” tambahnya.

Sepengetahuannya, Abi Dayat tidak punya pekerjaan lain. Kecuali mengurus anak-anak pantinya. Sesekali ada tamu datang untuk memberikan bantuan. “Tapi beliau ada warung di belakang Lr Bunga. Selain menjual air isi ulang, juga menjual sembako,”  tutur Mulyadi.

Menyoal masa lalu Abi Dayat, dikatakan Mulyadi, semua orang di kampung itu tahu kalau dulu yang bersangkutan mantan waria. “Tapi waktu itu masih bujang. Setelah dia menemukan istri, tidak lagi. Itu masa lalunya,” bebernya.

Panti Asuhan Fisabilillah Al Amin ini sudah lama berdiri. “Sebelum ibunya meninggal, panti asuhan ini dikelola sang ibu. Setelah beliau meninggal, diteruskan Abi Dayat. Sudah kurang lebih empat tahun terakhir ini,” tambahnya.

Orang tua Abi Dayat merupakan tokoh agama di seputar simpang empat Boom Baru. “Siapa tak kenal ayah beliau. Tokoh agama yang menjadi panutan warga sekitar sini. Sudah meninggal semua. Makam beliau di dalam kompleks panti asuhan ini. Itu ada dua kuburan disamping kamar Abi Dayat,” kata sambil menunjuk ke arah makam.

Terpisah, saudara kandung Abi Dayat, Rohim (50), rumahnya persis di belakang panti asuhan itu. “Terus terang kalau perilaku dia menganiaya anak-anak panti aku tidak tahu sama sekali. Karena aku karja jadi buruh harian, kadang pulang kadang tidak,”  bebernya. Abi Dayat merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara.

BACA JUGA : Lanjutkan Penyidikan, Kapolrestabes Kembali Datangi PA Fisabilillah Al Amin Rohim mengatakan, keluarga menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada proses hukum yang berlaku. “Kito tidak tahu jalan hidup orang. Mungkin ini jalan hidup adik aku. Mudah-mudahan cepet selesai masalahnya. Yang jelas kami adik beradik selama ini sibuk dengan urusan masing-masing,” terangnya.

Rina, istri Abi Dayat tak mau bicara banyak. Namun, dia mengungkapkan kalau empat tahun terakhir sang suami mengidap penyakit mudah panik. “Bukannya gangguan jiwa. Kata dokter, suami aku kena penyakit mudah panik. Sampai sekarang masih berobat jalan. Surat rawat jalan ada. Mudah-mudahan melalui pengobatan dia cepat sembuh,” tuturnya. Rina tak mau bicara soal penganiayaan yang dilakukan suaminya. “Biarlah itu polisi yang menjelaskan,” pungkas dia. (iol/kms)

Tags :
Kategori :

Terkait