Rincian Skema Murur-Foto: Kemenag-
Subhan merinci bahwa jemaah haji Indonesia 1445 H/2024 M akan bergerak dari Arafah dalam dua skema: murur dan normal.
Sekitar 25% jemaah, diperkirakan 55.000 orang, akan mengikuti skema murur.
"Angka ini sepadan dengan jemaah yang sebelumnya menempati Mina Jadid, tambahan kuota 10.000, serta mereka yang terdampak pembangunan toilet," kata Subhan.
Skema murur diprioritaskan bagi jemaah berisiko tinggi, lanjut usia, disabilitas, serta pendamping mereka. PPIH akan mendata jemaah yang memenuhi kriteria untuk skema murur dan mengatur pergerakan mereka.
BACA JUGA:Bantuan Kursi Roda Baznas Tiba di Jeddah, Siap Optimalkan Haji Ramah Lansia
BACA JUGA:24 Jemaah Pemegang Visa Non Haji Asal Indonesia Diamankan di Arab Saudi
"Skema murur akan berlangsung pada 9 Zulhijjah dari pukul 19.00 – 22.00 waktu Arab Saudi. Jemaah akan bergerak dari Arafah, melewati Muzdalifah tanpa turun, langsung menuju Mina," papar Subhan.
Petugas akan bergerak lebih awal untuk menyambut kedatangan jemaah di Mina.
Proses Persiapan
Sebelum ditetapkan, skema murur ini telah dibahas bersama otoritas Arab Saudi.
Pembahasan melibatkan berbagai pihak, termasuk Masyariq dan Naqabah, serta ormas di tanah air seperti Majelis Ulama Indonesia dan Nahdlatul Ulama.
Subhan menjelaskan alasan utama mendahulukan pergerakan jemaah dengan skema murur adalah untuk menghindari kepadatan.
"Keberangkatan lebih awal akan memberikan waktu lebih longgar bagi jemaah berisiko tinggi dan menghindari penumpukan di Mina," jelasnya.
PPIH terus mendorong sosialisasi jadwal dan skema keberangkatan ini kepada jemaah, dengan para konsultan dan pembimbing ibadah memberikan pemahaman terkait skema murur ini.