Joko Edy, menyebut pihaknya sudah mengejar sampai ke rumah sopir bus, di OKU Timur. Namun Irfan tidak didapati di rumahnya. “Kami imbau segera menyerahkan diri, karena setiap perbuatan yang dilakukan harus dipertanggungjawabkan," tegasnya.
Untuk itu, pihaknya sudah melakukan pendekatan persuasif dengan keluarga sopir bus tersebut. Disinggung apakah bus tersebut rem blongnya, Joko Edy menyebut masih dalam pemeriksaan. “Kalau penuturan sopir truk trailer pupuk itu (Warsito Jati), dia sempat terdengar suara bus mengerem,” bebernya.
Dikatakan, untuk para korban dievakuasi ke IGD RSUD Kayuagung. Dari 29 penumpang bus, 2 orang dinyatakan meninggal dunia, guru dan murid perempuan. “Kedua jenazah sudah dibawa pulang keluarganya, untuk dimakamkan,” sambungnya.
Sementara yang mengalami luka berat, ada yang dirujuk ke RSMH Palembang. Sedangkan yang luka ringan dan sehat, sudah pulang ke rumahnya masing-masing. “Untuk sopir bus belum kami tetapkan tersangka, masih dicari dan penyelidikan,” pungkasnya.
Direktur RSUD Kayuagung, Dr Asri Wijayanti, menambahkan para pasien dari korban bus tersebut tiba di RSUD Kayuagung sekira pukul 22.15 WIB. “Sebanyak 22 orang, 2 orang tidak tertolong karena meninggal sebelum dibawa ke rumah sakit. Ppenumpang lain mengalami luka ringan, sudah mendapat tindakan medis,” singkatnya.
Penjabat (Pj) Bupati OKI Ir H Asmar Wijaya, kemarin juga membesuk para korban yang masih dirawat di IGD RSUD Kayuagung. Dia memastikan semua korban luka ditangani dengan maksimal. “Kami turut berduka cita atas musibah yang terjadi ini,” ucapnya.
Pihak keluarga dari korban yang meninggal dunia, Pasirin Batin bersama istrinya, tiba di IGD RSUD Kayuagung, sekitar pukul 05.00 WIB, Sabtu, 25 Mei 2024. “Besan saya yang meninggal dunia ini. Husna, guru di SD Negeri 1 Harisan Jaya,” terangnya, kepada wartawan, kemarin.
Menurutnya, tak hanya almarhumah Husna yang ikut dalam bus Minanga Express tersebut. Tapi juga ada anak menantunya Husna, Yuni Oktarina (28) juga seorang guru, dan Raden Banjar. “Yuni mengalami patah kaki kiri, sudah dirujuk ke rumah sakit di Palembang,” ungkapnya.
Sementara anaknya Pasirin Batin, Raden Banjar, masih dirawat di RSUD Kayuagung. “Anak saya luka lecet di wajah dan pinggang," pungkasnya.
Keluarga korban lainnya, A Kadir, selaku kakek dari Danial Adi Saputra (12). Cucunya masih dirawat di IGD RSUD Kayuagung, dengan kondisi patah kaki kanan. "Sehari sebelum berangkat saya sempat melarang cucu saya ikut study tour, karena khawatir akan kecelakaan. Tapi dia ingin ikut, karena semua temannya ikut," kenangnya.
Doni Sandika, petugas RSUD Kayuagung, mengatakan para korban dari guru dan siswa itu banyak yang mengalami luka lecet dan patah tulang. “Semuanya masih dalam perawatan, 14 murid dan 6 guru," tambahnya. (uni/lid/air)