Berbagai kerusakan demokrasi itulah yang pada putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait PHPU Pilpres 2024 disoroti oleh hakim MK Arief Hidayat, Saldi Isra, dan Enny Nurbaningsih melalui dissenting opinion mereka. ”Saya seneng banget masih ada yang berani menyampaikan dissenting opinion. Ini baru kali pertama terjadi dalam sejarah sengketa pilpres,” ujarnya.
Megawati pun mengajak para kadernya berani menyuarakan kebenaran karena kebenaran pasti akan menang. Kebenaran pasti menang merupakan falsafah yang menjadi pegangan dalam perjuangan menghadapi kezaliman. Termasuk harus berani menyampaikan kebenaran meski pahit.
Pesan politik kebenaran ini juga dapat diambil dari keteladanan Nabi Muhammad SAW. Kepada sahabat nabi yang hidup paling miskin namun sangat berbahagia, yakni Abu Dzar Al Ghifari, Rasulullah berpesan qulil haqqa walau kana murran, yang artinya sampaikan kebenaran meskipun itu pahit.
Megawati juga mengulas soal kata bijak dari Zenith bahwa apa pun kebohongan, kebenaran pasti akan mengejarnya dan kebenaran itu suci di atas segalanya. Hal yang sama disampaikan Siddhartha Gautama, kata Megawati, bahwa ada tiga hal yang tidak bisa disembunyikan, yakni matahari, bulan, dan kebenaran.
Menurut dia, partainya adalah banteng yang tahan banting. Di dalam dirinya bersemayam jiwa perjuangan dan harapan wong cilik yang tahan menderita karena percaya adanya ratu adil. Berkaitan dengan daya tahan wong cilik itu, Megawati pun mengutip cuplikan puisi dari sosok rohaniwan dan budayawan Sindhunata.
BACA JUGA:Cak Arlan Jadi Bahan Pertimbangan, Bakal Diikutsertakan PDI Perjuangan
BACA JUGA:Cak Arlan Serahkan Formulir Pendaftaran ke PDI-P
Megawati bahkan membacakan puisi itu sambil terisak dan suara bergetar. ”Ia hanya mau orang mengerti, harapannya adalah matahari, dan jagonya adalah penderitaannya sendiri. Ya percaya, ratu adilnya sendiri adalah manunggalnya penderitaan dan harapan, laksana manunggaling kawula gusti,” ucapnya.
Seusai berpidato, Megawati menerima obor Api Perjuangan nan Tak Kunjung Padam yang diambil dari api abadi di Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah. Penyerahan api obor itu sekaligus menandai resmi dibukanya Rakernas V PDIP.
Megawati, diapit oleh Puan dan Hasto, kemudian menerima dan memantik api untuk dinyalakan dalam arena rakernas PDIP. ”Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, ini adalah simbol bahwa semangat kita harus terus seperti api nan tak kunjung padam. Ini nanti tetap dinyalakan untuk ditaruh di sekolah partai,” kata Megawati sambil memantik api dengan obor.
Sementara itu, dalam pembukaan rakernas kemarin, PDIP betul-betul tidak mengundang Presiden Joko Widodo dan putranya yang juga cawapres terpilih, Gibran Rakabuming Raka. Ketua DPP PDIP yang juga Ketua Steering Committee (SC) Rakernas V Djarot Saiful Hidayat menegaskan, PDIP adalah partai ideologis yang menjunjung tinggi kebenaran dan konstitusi.
Karena itu, kata Djarot, apabila ada kader yang melakukan pelanggaran etika dan konstitusi, otomatis sudah bukan lagi bagian dari keluarga besar partai berlogo banteng moncong putih tersebut. ”Karena sudah bertentangan, bukan hanya pada AD/ART partai, melainkan juga pada konstitusi negara,” kata Djarot.
BACA JUGA:Optimis Diusung PDI Perjuangan
BACA JUGA:PDIP Prioritas Kader Sendiri, HA Digadang Gandeng Agung Firman Sampurna
Dalam pilpres lalu, Gibran menjadi cawapres Prabowo Subianto yang diusung Koalisi Indonesia Maju. Sementara itu, PDIP mengusung duet Ganjar-Mahfud. Prabowo-Gibran memenangi pilpres dalam satu putaran. Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di tempat kedua, sedangkan Ganjar-Mahfud urutan ketiga. Prabowo juga tak diundang ke pembukaan rakernas kemarin.
Terbaru, retaknya hubungan kubu Jokowi dengan PDIP, partai yang dulu menaunginya, juga ditandai dengan menyeberangnya Bobby Nasution. Menantu Jokowi yang bakal maju dalam pilgub Sumatera Utara itu bergabung dengan Gerindra.