JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID – Banyak guru berpenghasilan rendah ternyata untuk mencukupi beban biaya hidup terpaksa berhutang. Meskipun begitu hampir 100 responden guru mengaku tetap ingin mengajar hingga usia pension.
Hal itu terungkap hasil survei Lembaga riset Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) bekerjasama dengan GREAT Edunesia Dompet Dhuafa mengenai kesejahteraan guru 2024 di Jakarta, kemarin (21/5).
Menurut peneliti Ideas Muhammad Anwar, survei tersebut dilaksanakan bulan ini. Total responden sebanyak 403 orang yang tersebar di 25 provinsi. Para guru responden itu terdiri daei berbagai status. Yaitu ada 123 guru PNS, 118 guru Tetap Yayasan, 117 guru honorer atau kontrak, dan 45 guru PPPK.
"Hasil survei menyebutkan sebanyak 42 persen guru memiliki penghasilan di bawah Rp 2 juta/bulan," katanya. Bahkan 13 persen diantaranya, memiliki gaji sebagai guru di bawah Rp 500 ribu/bulan. Ideas mengatakan penghasilan tersebut, masih di bawah UMK terendah di Indonesia, yaitu Rp 2.038.005 di Banjarnegara.
Dengan penghasilan tersebut, mayoritas guru menyampaikan gajinya pas-pasan bahkan tidak cukup untuk menutup biaya hidup. Hanya ada sebelas persen responden guru yang mangatakan gajinya cukup untuk biaya hidup, bahkan masih ada sisa. Akibat tingginya biaya hidup, banyak guru memiliki pekerjaan sampingan.
BACA JUGA:Mau Gaji Gede, Allison dan Salah Bisa Ikuti Jejak Ronaldo
"Pekerjaan sebagai guru bimbel atau les privat mendomonasi," katanya. Selain itu ada guru yang bekerja sampingan dengan berdagang, bertani, sampai dengan menjadi driver ojek online. Merebaknya teknologi digital, juga membuat sejumlah guru bekerja sampingan sebagai konten kreator.
Ia juga menjelaskan dengan bekerja sampingan, guru mendapatkan penghasilan tambahan. Namun 52,4 persen guru yang memiliki pekerjaan sampingan, mengaku mendapatkan tambahan penghasilan kurang dari Rp 500 ribu/bulan. "Karena penghasilan dari pekerjaan sampingan itu tidak seberapa, banyak guru akhirnya berhutang," katanya.
Dalam survei tersebut, ada 79,6 persen guru memiliki hutang. Kebanyakan guru berhutang di lembaga perbankan. Selain itu juga ada yang meminjam ke keluarga sampai ke pinjaman online (pinjol). Anwar mengatakan, hasil yang menarik dari survei tersebut, meskipun berpenghasilan rendah para guru tetap berkomitmen bekerja hingga usia pensiun.
Sebanyak 93,5 persen guru berkeinginan terus mengabdi sampai pensiun. Mereka ingin terus memberikan ilmu kepada anak didik sebagai seorang guru. Keinginan itu tetap disadari resiko kesejahteraan masih jauh dari stadar kelayakan.
BACA JUGA:Loker Kedubes AS Bagi Lulusan SMA, SMK dan S1, Gajinya Menggiurkan, Ini Formasinya
Sementara itu, CEO GREAT Edunesia Dompet Dhuafa Asep Hendriana mengatakan sudah cukup lama berfokus pada sejumlah program pendidikan. Dia mengatakan temuan survei Ideas itu terkonfirmasi oleh pengalaman lembaganya dalam mendampingi para guru.
"Berdasarkan pengalaman lembaga kami, tingkat kesejahteraan yang rendah pada profesi guru, tidak pernah menyurutkan semangat mereka untuk tetap mengajar," jelasnya. Para guru yang hidup pas-pasan, bahkan jauh dari layak itu, tetap ingin mengajar hingga usia senja. Alasannya,bagi para guru itu mengajar adalah sebuah pengabdian.