Sehingga pergerakan jemaah ini tidak mengganggu rute jemaah lain yang menuju ke Mudzalifah. Rencananya nanti jemaah maktab 57-73 akan diberangkatkan menuju Mina pada pukul 23.00 waktu setempat.
Skenario yang kedua adalah jemaah yang kedapatan jadwal keluar dari Arafah pukul 23.00 waktu setempat, akan didorong langsung ke Mina. Terlepas dari maktab nomor berapa pun. Selama mendapatkan jadwal selepas pukul 23.00 waktu setempat, akan langsung menuju Mina. ’’Satu maktab berisi sekitar 3.000 jemaah,’’ tukasnya.
Garuda Sering Terlambat
Sementara, Kementerian Agama melakukan evaluasi satu pekan penerbangan jemaah haji Indonesia ke Tanah Suci. Juru Bicara Kementerian Agama, Anna Hasbie menyayangkan tingginya angka keterlambatan penerbangan pada pekan pertama. Terutama dari Garuda Indonesia.
“Satu pekan pertama, persentase keterlambatan keberangkatan pesawat Garuda Indonesia sangat tinggi, mencapai 47,5 persen,” beber Anna, kemarin. Dari 80 penerbangan, 38 di antaranya mengalami keterlambatan. Bahkan ada keterlambatan sampai 3 jam 50 menit.
“Kalau ditotal, keterlambatan dari itu mencapai 32 jam 24 menit. Ini tentu sangat disayangkan. Kita sudah memberikan teguran tertulis agar ke depan harus diperbaiki,” cetusnya.
Indonesia tahun ini mendapat kuota 241.000 jemaah, terdiri atas 213.320 jemaah haji reguler dan 27.680 jemaah haji khusus. Jemaah haji reguler diterbangkan dengan dua maskapai, Garuda Indonesia dan Saudia Airlines.
Garuda memberangkatkan 109.072 jemaah yang tergabung dalam 294 kloter. Sisanya, 260 kloter diterbangkan dengan Saudia Airlines. Untuk Saudia Airlines, dalam sepekan ini mengalami keterlambatan pemberangkatan hingga 18,06 persen dari total 72 penerbangan.
“Total keterlambatan mencapai 4 jam 7 menit,” jelas Anna. Angka itu lebih sedikit dari Garuda. Hingga kemarin, sudah 152 kloter yang sudah diterbangkan dari Tanah Air ke Tanah Suci.
BACA JUGA:Jemaah Meninggal, Asuransi Sebesar Bipih, Hari Ini Kloter 6 Babel-Pagaralam Masuk Asrama Haji
BACA JUGA:Jemaah Calon Haji Prabumulih Meninggal Dunia, Batal Berangkat ke Tanah Suci
Direktur Layanan Haji dalam Negeri Saiful Mujab mengatakan, keterlambatan paling lama Garuda Indonesia sampai 3 jam 50 menit. Ini belum termasuk sejumlah penerbangan yang dimintakan perubahan jadwal oleh pihak Garuda Indonesia. Sedangkan untuk Saudia Airlines, keterlambatan terlama adalah 47 menit.
Saiful berharap Garuda Indonesia dan Saudia Airlines mematuhi komitmen dan kontrak kerja untuk memberangkatkan jemaah haji Indonesia sesuai dengan jadwal yang telah disepakati dan ditetapkan.
Sebab, keterlambatan keberangkatan, apalagi hingga hitungan jam dan bahkan sampai terjadi perubahan jadwal, hal itu akan berdampak pada penyiapan beragam layanan di Medinah maupun Mekah, baik transportasi, akomodasi, termasuk juga katering. “Berpotensi menjadikan jemaah semakin kelelahan karena terlalu lama menunggu,” tutur dia.