IDAI: Metode Pembekuan ASI Alias Freeze-dryed Berdampak Pada Kualitas ASI

Sabtu 11 May 2024 - 14:00 WIB
Reporter : Englia
Editor : Englia

SUMATERAEKSPRES.ID-Metode pembekuan air susu ibu (ASI) dan mengolahnya menjadi bubuk atau disebut freeze-dryed akhir-akhir ini ramai  diperbincangkan warga net di media sosial.

Metode yang juga dikenal sebagai teknik lyophilization tersebut dilakukan untuk memperpanjang umur simpan ASI yang dari semula hanya 6 bulan di dalam freezer menjadi 3 tahun, dengan alasan penghematan ruang penyimpanan ASI dan kenyamanan ibu yang ingin terus memberikan ASI di luar masa cuti melahirkan.

Ketua Satgas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), DR Dr Naomi Esthernita Fauzia Dewanto, Sp.A(K) menyatakan proses pengeringan untuk menghilangkan kandungan air, freeze-drying memiliki dampak pada rasa dan kualitas ASI.

“Tanpa bukti penelitian yang memadai, hingga saat ini belum jelas apakah freeze-dryed ASI memiliki rasio protein, lemak, karbohidrat yang tepat sebagai sumber nutrisi penting yang dibutuhkan bayi, berikut zat aktif untuk kekebalan tubuh dan tumbuh kembang bayi,” kata Dr Naomi melansir Antara.

Proses tersebut, kata dia, meliputi pembekuan ASI pada suhu ekstrem -50 Celsius selama 3-5 jam, kemudian mengubah ASI beku menjadi susu bubuk menggunakan teknik sublimasi, yaitu transisi ekstraksi air selama 2 hari langsung dari bentuk padat (es) ke gas (uap air) tanpa fase cair.

BACA JUGA:10 Nutrisi Penting Bagi Ibu Menyusui, Yuk Cari Tau Apa Saja dan Manfaatnya!

BACA JUGA:Amankah Ibu Menyusui Berpuasa? Ini Kata Ahli

Umumnya, 1 liter ASI akan menghasilkan sekitar 140 gram susu bubuk.

Pembekuan ASI yang lazim dilakukan pada praktik rumahan, telah diteliti dapat menimbulkan serangkaian perubahan fisik pada komponen utama ASI seperti pecahnya membran gumpalan lemak dan perubahan misel kasein, penurunan komposisi faktor bioaktif protein seiring lamanya penyimpanan beku.

Metode freeze-drying tersebut juga tidak melalui prosedur pasteurisasi yang bertujuan membunuh bakteri berbahaya. 

Pasteurisasi, dalam hal ini, sengaja dihindari untuk menjaga probiotik vital yang ada dalam ASI.

Sehungga risiko kontaminasi tetap menjadi ancaman, khususnya pada saat rekonsiliasi penambahan air pada bubuk freeze-dryed ASI sebelum dikonsumsi bayi.

“Menyusui dan memerah ASI untuk bayi mungkin terasa melelahkan, dan dapat dimengerti bila ibu ingin mencari cara termudah untuk memastikan bayi tetap memperoleh ASI. Menyusui langsung dari payudara ibu sangat direkomendasikan agar dapat terjalin kontak erat antara ibu dan bayi, menumbuhkan rasa aman dan meningkatkan ikatan orangtua-anak. Menyusui bukan sekadar memberikan ASI,” papar Dr Naomi.

BACA JUGA:6 Manfaat Si Pohon Ajaib, Nomor 1 Cocok untuk Ibu Menyusui

BACA JUGA:Bagaimana Mengatasi Anak yang Tantrum, Simak Yuk Panduan Orangtua Berikut!

Kategori :