PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Dalam menghadapi bencana, sangat perlu memperhatikan Early Warning System atau sistem peringatan dini. Jadi jika ada bencana masyarakat tetap tenang dan tidak panik. "Ini merupakan salah satu hal yang penting yaitu mengenali sistem peringatan dini ketika adanya bencana agar masyarakat tidak panik saat adanya bencana," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumsel, Askoni.
Menurutnya, sesuai arahan Presiden Jokowi dalam Rakornas Penangulanggan Bencana, ada tiga tahapan utama yakni pencegahan dan kesiapsiagaan, penanggulangan saat terjadi, dan pemulihan pasca bencana. "Penting bagi kita menjaga dan memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak panik dalam menghadapi bencana," ungkapnya.
Untuk itu, lanjut dia, dalam rangka kesiapsiagaan penanggulangan bencana perlunya dilakuan simulasi penanganan bencana. Skenario penanganan bencana misalnya banjir bandang yaitu ketika situasi banjir, BPBD kabupaten/kota melaporkan kondisi dan direspon oleh BPBD Sumsel. Usai merespon, BPBD Sumsel segera mengirimkan tim TRC, bantuan ke lokasi bencana.
Dalam simulasi puluhan personel BPBD Sumsel ikut serta menjadi warga yang terdampak banjir, teriakan histeris minta tolong pun bergeming saat saat simulasi. “Setiap tanggal 26 April merupakan Hari Kesiapsiagaan Bencana dan BPBD Sumsel memperingatinya lewat gelaran simulasi penangulangan bencana sesuai dengan prosedur yang sudah ada," ujarnya.
BACA JUGA:Darurat, Pemda Bisa Gunakan Dana BTT, Untuk Bencana Alam Darurat dan Bencana Non-Alam
BACA JUGA:Pagi Cerah Berawan, Sore-Malam Potensi Hujan, Pemudik Diminta Waspadai Bencana Hidrometeorologi
Diketahui ada 10 daerah di Provinsi Sumsel yang memiliki tingkat kerawanan bencana banjir dan longsor. “Ada 10 kabupaten/kota di 96 kecamatan di Sumsel yang rawan bencana hidrometeorologi,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana. Sehingga pihaknya selalu mengimbau masyarakat waspada, terlebih saat ini masih musim penghujan. "Kami imbau masyarakat tetap waspada dan selalu hati hati," tegasnya.
Ia merincikan ke-10 daerah itu ada di Kabupaten Banyuasin, Lahat, Musi Rawas (Mura), OKU Selatan, OKU Timur, Pagaralam, Lubuklinggau, Ogan Ilir, PALI dan Muara Enim. Disamping daerah tersebut berada di dataran tinggi sehingga saat hujan terjadi peningkatan intensitas air.
Lebih rinci, ia menyebut di Banyuasin ada 13 kecamatan rawan bencana hidrometeorologi. Di Lahat ada 8 kecamatan berpotensi rawan bencana dan di Mura 8 kecamatan, OKU Selatan 10 kecamatan, OKU Timur 10 kecamatan, Pagaralam 4 kecamatan. Kemudian di Lubuklinggau 8 kecamatan, Ogan Ilir 16 kecamatan, PALI 5 kecamatan, dan Muara Enim 22 kecamatan. "Kami siapkan tim dan terus berkoordinasi setiap daerah guna antisipasi," pungkas dia. (yun/fad)