LAHAY, SUMATERAEKSPRES.ID - Kabupaten Lahat, yang sering disebut Negeri Seribu Megalitik, terus menunjukkan kekayaan budayanya yang menarik perhatian.
Situs-situs megalitiknya, seperti pahatan megalitik Pasemah, menjadi magnet utama bagi para pengunjung, khususnya mereka yang tertarik pada warisan budaya.
Menurut buku Lonely Planet tahun 2007, pahatan megalitik Pasemah dianggap sebagai contoh terbaik pahatan batu masa prasejarah di Indonesia, dengan salah satu lokasi terbaik berada di situs Tinggihari, hanya 20 km dari Lahat.
Penelitian tentang kekayaan megalitik Lahat telah mengundang minat dari peneliti asing sejak tahun 1849, dan minat ini terus berlanjut hingga hari ini.
BACA JUGA:Pergeseran Anggaran Pada APBD Perubahan, DPRD Lahat Minta Klarifikasi
Setiap tahun, terutama pada masa liburan, banyak turis asing, terutama dari Eropa, yang datang untuk menjelajahi keunikan budaya megalitik Lahat.
Kabupaten Lahat juga mencatatkan diri dalam rekor MURI sebagai pemilik situs megalitik terbanyak di Indonesia, yang semakin memikat minat para wisatawan.
Situs megalitik Tinggihari juga sering dijadikan tempat kunjungan wisata edukatif, terutama bagi siswa, untuk mengenalkan dan membangkitkan rasa bangga terhadap warisan leluhur.
Letkol Inf AR. Adriansyah D.P., S.H. dari Dansecaba Rindam II/Sriwijaya, menyatakan bahwa pengenalan terhadap situs megalitik membantu dalam memahami bahwa peradaban leluhur kita telah mencapai tingkat kemajuan yang tinggi.
BACA JUGA:Skandal Muda-Mudi Lahat: Aksi Tak Tahu Malu di Tempat Umum Bikin Heboh, Ini Reaksi Pj Bupati!
Peninggalan masa megalitik di Lahat jauh lebih tua daripada candi-candi terkenal seperti Candi Bumiayu di Kabupaten Pali, Candi Borobudur, dan Candi Prambanan.
Harapannya, fasilitas pendukung wisata di situs megalitik terus ditingkatkan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dan dampak positifnya terhadap ekonomi lokal.
Mario Andramatik, seorang penggiat wisata dan budaya Lahat, mengungkapkan harapannya saat mendampingi kunjungan widya wisata siswa dari diktukba Secaba Rindam II/Sriwijaya ke Situs Megalitik Tinggi Hari.