PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Angka kematian bayi, ibu, dan anak menjadi pekerjaan rumah bagi Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel. Untuk menekan itu, Dinkes pun menggelar berbagai program. Kepala Dinkes Provinsi Sumsel, dr H Trisnawarman MKes SpKKLP mengatakan ibu, bayi dan stunting sangat berpengaruh dan sangat penting dalam rangka penurunan angka kematian ibu dan bayi di Provinsi Sumsel.
“Karenanya menurunkan angka kematian erat dengan masalah kebidanan, baik itu kematian ibu, bayi, dan stunting khususnya lantaran gizi buruk,” ungkapnya, kemarin.
Menurutnya, angka stunting sendiri saat ini masih 18,6 persen. Pihaknya berharap dapat turun dari 18,6 persen menuju target nasional 14 persen.
Ia melanjutnya, berbagai langkah dilakukan untuk menekan angka stunting ini, mulai dari Bapak Asuh, Orang Tua Asuh, gerakan serentak dalam rangka gerakan penimbangan serentak, dan lain sebagainya. Terkait Bapak Asuh sudah ada di beberapa kabupaten/kota. anak stunting ditangani langsung, misalnya beberapa anak ada satu Bapak Asuhnya yang fokus menangani stunting.
"Bapak Asuh ini bisa dari kepala daerah, ada dari fans Coorporate Social Responsibility (CSR), Dana Desa, Kementerian Kesehatan, dan banyak anggaran lain untuk program ini," katanya.
BACA JUGA:Gelar Musrenbang RPJPD, RKPD dan Rembuk Stunting, Ini Penjelasan Bupati Muba
Menurut Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan SDM Setda Provinsi Sumsel, Kurniawan Abadi SE MM mengatakan pengentasan stunting di antaranya melalui Gerakan Aksi Bergizi (GAB) serentak di 17 kabupaten/kota Sumsel. Total sekitar 892 sekolah dengan 117.039 siswa berpartisipasi dan kegiatan ini masih berjalan hingga saat ini.
Lalu Gerakan Penimbangan Serentak (GPS) di 17 kabupaten/kota Provinsi Sumsel, dimana setiap bulan dilakukan penimbangan bayi/balita di bawah lima tahun (balita) di 6.683 posyandu yang ada di Sumsel. "Gerakan Bumil Sehat yaitu kegiatan pemeriksaan ibu hamil (bumil) sehat serentak di seluruh Indonesia. Untuk pemeriksaan kesehatan ibu hamil di Sumsel dipusatkan pada Kabupaten Banyuasin," ucapnya.
Dilanjutkan, Gerakan Penanganan Stunting melalui Surat Edaran Gubernur Sumsel Nomor 001/SE/Dinkes/2024, tanggal 9 Januari 2024 tentang Program Bapak Asuh Anak Stunting. Kemitraan bersama BKKBN Perwakilan Sumsel dengan pemanfaatan e-PPGBM Dinkes. Saat ini sebanyak 3.258 anak stunting yang mendapat BAAS dan akan terus bertambah.
Penyediaan alat antropometri kit di posyandu, pengadaan alat antropometri kit sebanyak 460 unit melalui APBD Sumsel bagi posyandu yang belum memiliki alat antropometri kit atau posyandu yang alat antropometri kitnya belum standar. "Percepatan penurunan angka kematian ibu, bayi, dan stunting bukan hanya persoalan bangsa masa kini, tapi juga menyangkut masa depan kita karena anak-anak itu generasi penerus," tandasnya. (yun/fad)