“Kayu itu sudah mereka pegangi, namun keduanya malah terpeleset lalu tercebur dan terseret arus sungai yang tengah meluap,” tuturnya. Rendi selamat setelah sempat hanyut ratusan meter. Dia berhasil menepi dengan menggapai seluruh benda yang mengapung.
Nahas dialami Robi yang tubuhnya langsung lenyap digulung air sungai. “Jenazahnya sudah ditemukan setelah tiga hari pencarian. Langsung dimakamkan di dusun," beber dia. Sedangkan di Desa Lubuk kumbung, Kecamatan Karang Jaya, ada dua warga yang hanyut. Baru satu ditemukan, atas nama Inil (66) dalam kondisi meninggal. Sedangkan suaminya, Taiin (72) belum ditemukan. “Kami masih lakukan pencarian,” ujar Ivan, Koordinator Basarnas Kota Lubuklinggau.
Saat ini aliran Sungai Rupit maupun Sungai Rawas sudah mulai menyusut. Menyisahkan puing-puing sampah luapan dan lumpur pasir yang mengendap setinggi betis orang dewasa. Terlihat jelas berbagai kerusakan yang ditimbulkan. Romadhon warga Kecamatan Karang Jaya menuturkan, banjir bandang selama ini tak pernah terjadi begitu dahsyat di wilayah ulu. Dia mengaku bencana ini peringatan dan kode alam.
"Bukit-bukit di ulu, termasuk kawasan TNKS gundul, pepohonan ditebangi. Di pinggiran sungai jadi kebun sawit. Air turun dari Bukit Barisan meluncur langsung ke sungai tanpa ada yang menahan lagi," bebernya.
Menurutnya, kondisi kerusakan lingkungan juga diperparah dengan maraknya aktivitas penambangan liar emas di ulu aliran sungai. Menyebabkan kerusakan alam makin parah, disertai pendangkalan aliran sungai.
BACA JUGA:BAHAYA! Capai 7 Meter, Banjir Bandang di Kabupaten Muratara Sumsel Paksa Warga Mengungsi ke Bukit
Dengan kondisi ini, tak menutup kemungkinan banjir bandang akan kembali terjadi di lain waktu. Bupati Muratara, H Devi Suhartoni menuturkan, semua air yang mengalir ke Muratara merupakan limpahan dari Rejang lebong, Provinsi Benglulu.
Wilayah ulu Rupit dan Ulu Was berbatasan dengan Rejang lebong. Nah, kondisi di Rejang Lebong tengah dilanda banjir. "Jadi air bah meluncur dari sana, masuk wilayah kita. Wilayah sana sudah gundul sekali,” jelasnya.
BPBD Muratara mendata ada 2.839 kepala keluarga (KK) di Kecamatan Karang Jaya, yang terdampak bencana banjir luapan Sungai Rupit dan Sungai Rawas. Ada 11.356 jiwa terisolir karena 7 jembatan putus. 4 warga hanyut,dua diantaranya meninggal. “Banjir mengarah ke bagian ilir sungai seperti wilayah Kecamatan Rupit, Karang Dapo dan Rawas Ilir. Untuk itu, masyarakat di ilir harus waspada,” tandasnya. (zul)