PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Dinas Penanaman Modal dan Satu Pintu (DPMSTP) Sumsel mencatat sepanjang tahun 2023, Singapura menjadi negara dengan investasi tertinggi dengan nilai mencapai Rp13,44 triliun. Disusul negara Tiongkok Rp4,53 triliun, Hongkong Rp1,6 triliun, Jepang Rp868 miliar, dan Malaysia Rp410 miliar.
Investasi Provinsi Sumsel tahun 2023 terealisasi senilai Rp47,4 triliun atau 86,3 persen dari target yang ditetapkan BKPM senilai Rp55 triliun. Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal (PPP), Eko Agusrianto.
Ia menerangkan berdasarkan lokasi investasi PMA, terbanyak berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Muara Enim, Ogan Komering Ulu, Musi Banyuasin dan Palembang. Sedangkan PMDN terbanyak berada di Kota Palembang, Kabupaten Muara Enim, Lahat, Banyuasin dan Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).
“Untuk itu kita perlu pendekatan lebih banyak ke perusahaan dan UMKM terkait kewajibannya berupa Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM),” katanya. Lima sektor unggulan investasi Sumsel sepanjang tahun lalu terdiri dari sektor industri kertas dan percetakan yang mencapai Rp11,7 triliun, pertambangan Rp8,32 triliun, listrik, gas dan air Rp6,98 triliun, industri makanan Rp4,07 triliun, serta sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan Rp3,80 triliun.
BACA JUGA:Investasi Emas Safe Haven Terbaik, Tahun 2004 Rp100 Ribu, Kini Rp1,28 Juta
BACA JUGA:Iklim Investasi di Muba Patut Ditiru, Kolaborasi Perusahaan dan Pemerintahan di Muba Luar Biasa
Agus menjelaskan pelaporan LKPM dilakukan oleh perusahaan maupun pelaku usaha itu sendiri melalui sistem online single submission atau OSS. Sehingga strategi yang perlu diupayakan saat ini adalah agar pelaporan tersebut berjalan optimal.
“Kita sosialisasikan bagaimana cara melapor serta hak dan kewajiban apa yang diterima pelapor. Alhamdulillah-nya pelaporan yang hanya sekitar 2.000 an pada tahun 2021, kini sudah mencapai belasan ribu,” bebernya.
Disamping itu, Pemerintah Provinsi Sumsel mesti berjibaku di tahun ini sejalan dengan kembali ditingkatkannya target realisasi investasi menjadi Rp64,8 triliun atau naik 34 persen. “Sangat tinggi, namun harus tetap diupayakan karena investasi ini memiliki efek berganda (multiplier effect) salah satunya penyerapan tenaga kerja,” pungkasnya. (yun/fad)