PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Ziarah ke makam keluarga yang sudah meninggal jadi tradisi usai salat Idulfitri di Sumsel. Menandakan di tengah kegembiraan lebaran, tetap ingat dengan orang tua, saudara, kakek, nenek, maupun kerabat telah lebih dulu berpulang menghadap Sang Pencipta.
Seperti di Palembang. Ribuan orang akan memadati areal tempat-tempat pemakaman umum (TPU) yang ada di kota pempek. "Banyak orang merasa akan lebih afdol mengunjungi makam keluarganya usai salat Ied. Ada keinginan bermaaaf-maafan serta mendoakan keluarga yang sudah mendahului,” kata Diana, seorang ibu rumah tangga yang tengah berziarah ke makam ibunya.
Menurutnya, dengan datang berziarah, terkadang bisa melepas rasa rindu di hari bahagia. "Seakan lepas rasa rindu setelah mencium batu nisan. Apalagi di hari lebaran ini," terangnya. Diana menyebut, dengan cara ini setidaknya bisa merasa kumpul keluarga meski beda dunia.
Momen Lebaran Idulfitri juga menyimpan kisah-kisah kebaikan dan rezeki berlimpah di areal TPU. Husin (52), seorang pembersih makam di TPU Kandang Kawat, Kecamatan Ilir Timur III.
BACA JUGA:Ribuan Warga Ziarah di Puncak Perayaan Cheng Beng BACA JUGA:Ziarah Kubro, Bukti Berkibarnya Islam di Tanah SriwijayaDi usianya yang sudah menginjak 52 tahun, Husin telah menjalani profesi sebagai pembersih makam dua dekade. Pekerjaan ini bukanlah pekerjaan utamanya. Kesehariannya sebagai buruh bangunan. Membersihkan kuburan merupakan panggilan hati yang ia jalani dengan penuh kesabaran dan ikhlas.
Dalam menjalani profesinya, Husin tidak mematok harga kepada para penziarah. Karena kebanyakan memang hanya sekedar membersihkan rumput saja. "Kalau hari raya malah kita bekerja dengan ceria. Karena ada banyak keluarga yang datang untuk berziarah. Kadang ada makam yang bertahun-tahun tidak didatangi, namun ketika Idulfitri tiba-tiba keluarganya datang,” ungkap Husin.
Selain mereka mendoakan, juga minta makam keluarganya dijaga. “Bagi kami ini merupakan pekerjaan tahunan yang tetap ditunggu,” kata dia.
Husin mengatakan, di hari lebaran, usai salat Ied dan bermaaf-maafan dengan keluarga serta tetangga, ia pergi ke TPI.
“Karena biasanya akan banyak penziarah yang datang untuk meminta kuburan keluarganya dibersihkan," ujarnya. Kegiatan ini terus dilakukan hingga hari ketiga bahkan keempat lebaran.
Untuk penghasilan, Husin mengaku tidak menentu. Kalau sedang ketiban rezeki, dalam sehari dia bisa meraih lagi datang dalam sehari dia bisa mendapatkan Rp 500 ribu bahkan lebih.
"Bagi saya, tidak mematok harga untuk membersihkan kuburan. Apapun yang diberikan, saya terima dengan tulus," ungkap Husin. Dalam sehari, dia bisa bawa pulang Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu, tergantung dari kebaikan hati para penziarah.
BACA JUGA: Ziarah Kubur, Tradisi Jelang Ramadan yang Masih Bertahan hingga Saat Ini, Kamu Pernah?
BACA JUGA:Ziarah Kubro, Tradisi Menyongsong Ramadan
Dalam membersihkan kuburan, Husin hanya membawa peralatan sederhana seperti sapu lidi, cangkul, dan golok. Untuk membersihkan makam, dia harus menyisihkan waktu dari pekerjaan utamanya.
Ini juga dirasakan para pembersih makam di TPU Sei Selayur. Iwan (47), "Di tempat kita pembersih kuburan dadakan juga banyak. Karena memang ribuan orang akan datang ke makam dan minta dibersihkan kuburannya. Jadi selain kita juga banyak anak-anak remaja ikut ambil bagian dari pekerjaan dadakan," ujar Iwan.