SUMATERAEKSPRES.ID-Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengancam bakal menarik dukungan terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu jika agresi Israel ke Jalur Gaza berakhir tanpa melancarkan serangan ke Kota Rafah.
"Jika perdana menteri memutuskan mengakhiri perang tanpa menyerang Rafah untuk mengalahkan Hamas, dia tidak akan memiliki mandat lagi untuk melanjutkan kepemimpinan sebagai perdana menteri," katanya di platform X.
Ancaman ini disampaikan Ben-Gvir usai muncul perkembangan terbaru dalam negosiasi tidak langsung Israel dengan Hamas untuk mencapai kesepakatan pertukaran sandera dan gencatan senjata.
Walapun kecaman internasional terhadap situasi kemanusiaan di Palestina terus bermunculan, Netanyahu terus mempertahankan niatnya menyerang Kota Rafah.
BACA JUGA:Pemilik Uniqlo Tadasi Yanai Dukung Palestina sejak 2001
Padahal, lebih dari 1,5 juta warga Palestina mengungsi ke kota tersebut, yang berada di Jalur Gaza selatan.
Melansir Anadolu, Netanyahu saat ini tengah memerintah Israel dengan dukungan 64 dari 120 anggota Knesset, parlemen Israel.
Kepemimpinan Netanyahu berasal dari Partai Likud yang didukung lima partai politik lain, termasuk dua partai berhaluan ekstrem kanan pimpinan Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich yang memiliki 13 anggota parlemen.
Untuk menjadi kekuatan mayoritas, pemerintah Israel memerlukan dukungan minimal 61 anggota parlemen.
Agresi Israel ke Jalur Gaza yang dilakukan sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 33.000 warga Palestina, menyebabkan kerusakan infrastruktur masif, dan menimbulkan bencana kelaparan besar di wilayah kantong Palestina tersebut.
BACA JUGA:Sekjen PBB Kecam Serangan Israel terhadap Konsulat Iran di Damaskus
BACA JUGA:Kedubes Iran Kutuk Serangan Israel ke Konsulat Iran di Damaskus .(lia)