PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Puluhan penumpang dipanggil satu persatu naik bus antarkota antarprovinsi (AKAP) tujuan Palembang-Jakarta, Cilacap, Semarang, Yogyakarta di pool Damri Palembang Jl Kolonel H Burlian Km 9, Kamis (4/4). Beberapa hari lagi mau Lebaran, peningkatan penumpang yang mau mudik ke Pulau Jawa sudah terasa. Ada 4 bus AC eksekutif berkapasitas 36 seat yang akan berangkat siang itu pukul 13.00 WIB.
“Semua bus kita full penumpang. Nanti, mendekati hari H (Idul Fitri, red) mungkin kita tambah lagi armada. Bus kita ke Jawa sepekan 2 kali, setiap Kamis dan Minggu, begitu pula sebaliknya,” terang Sarlin, petugas loket usai melayani calon penumpang yang membeli tiket keberangkatan terakhir.
Di momen Lebaran ini, lanjut Sarlin, ada kenaikan harga tiket khusus periode arus mudik dan balik ke Jawa Tengah. Harga normal sebesar Rp505 ribu, sementara tanggal 1-4 April 2024 Rp580 ribu dan 5-14 April Rp660 ribu per penumpang. Untuk tujuan Jakarta, harga tiket Rp405 ribu (1-4 April) dan Rp460 ribu (5-14 April) dari harga normal Rp355 ribu. Naiknya tarif dipicu melonjaknya permintaan angkutan bus Lebaran sekitar 15-30 persen.
Menurutnya, harga itu sudah termasuk tiket penyeberangan kapal ferry dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung ke Pelabuhan Merak, Banten. “Penumpang tinggal duduk manis di bus, tiket kapal kita (sopir, red) semua yang urus,” ujarnya. Sejak PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) selaku BUMN penyedia jasa kapal ferry menerapkan digitalisasi tiket penyeberangan, aku Sarlin, pemesanan tiket menjadi serba mudah, aman, dan cepat.
“Sopir kita pesan online di aplikasi Ferizy setelah bus berangkat, lantaran butuh manifest (daftar) penumpang. Namanya siapa, jumlahnya berapa,” jelasnya. Walau sebenarnya reservasi bisa kapan saja dan jam berapa pun mengingat operasional kapal ferry 24 jam. Dalam ketentuannya, ASDP menerapkan reservasi online mulai H-60 sampai 2 jam sebelum jadwal masuk pelabuhan.
Sopir bus Damri, Mugiono (40) menambahkan walau banyak penumpang harus didaftarkan saat membeli tiket kapal, ia tak merasa kesulitan. “Tinggal download Ferizy di handphone (Play Store, red), lalu klik dan akses. Di sana tertera cara pembelian tiket, mulai dari pelabuhan asal dan tujuan, kelas layanan reguler dan express, jenis kendaraan,” rincinya.
BELI TIKET : Pengguna jasa bisa membeli tiket kapal Ferry kapan saja dan dari mana saja via reservasi online di aplikasi Ferizy. Aplikasi ini dapat di-download di Play Store. -Foto : Rendi/Sumeks-
Selanjutnya golongan kendaraan, ia sendiri biasa memilih golongan VA untuk kendaraan penumpang (mobil, bus sedang) <7 meter. Jam check in (2 jam sebelum jadwal masuk pelabuhan) dapat menyesuaikan, mau dini hari pun tersedia dari jam 1 hingga 12 malam sebab kapal berangkat setiap jam. “Baru mengisi jumlah penumpang bus, misalnya bus saya maksimal 35 penumpang. Nanti tertera tarif, untuk layanan reguler termasuk penumpang sebesar Rp963.800,” imbuh Mugiono.
Yang penting, kata dia, nama penumpang sesuai kartu identitas dan masuk pelabuhan sebelum jadwal check in. “Kalau telat ya hangus (expired), aturannya gitu,” ujarnya. Dengan adanya reservasi online Ferizy sejak tahun 2020, Mugiono merasakan antrian kendaraan masuk Pelabuhan Bakauheni-Merak tak lagi lama, bahkan bebas antri.
Beda dulu ketika membeli tiket langsung. Sekitar tahun 2019, pas arus mudik Lebaran, sampai mengular berkilo-kilometer di luar pintu pelabuhan, menunggu berjam-jam giliran masuk gerbang dan membeli tiket, bahkan ada pengendara sampai pingsan akibat dehidrasi. “Kendaraan dan penumpang membludak, orang mau mudik selalu padat dan antrian ke kapal,” sebut pria asli Cilacap ini.
Yang juga bikin susah sebelum ticketing online, perjalanan bus menjadi lambat sampai tujuan. Terhambat di pelabuhan, belum lagi dilema ketinggalan kapal. “Tapi sejak penerapan tiket online, 3 tahun terakhir jarang terjadi lagi. Makanya dulu saya ke Jawa Tengah sekitar 2 hari, sekarang satu hari sampai. Di pelabuhan 4 sampai 5 jam, sekarang 30 menit-1 jam langsung nyebrang,” tuturnya.
Selain itu Mugiono tak perlu menggunakan jasa calo tiket mau cepat naik kapal ferry mengingat tarifnya mahal. “Tarif normal Rp900 ribuan, di calo Rp1 jutaan,” terangnya. Ia menyebut Ferizy besutan ASDP membantu sekali para sopir bus AKAP pulang pergi Jawa-Sumatera, terutama musim Lebaran saat ini, mereka gaet banyak penumpang, kejar setoran, raup keuntungan.
Amiruddin (55), sopir truk batubara dan angkutan logistik mengaku ketika belum ada Ferizy, ia biasa gunakan jasa “pengurus” (calo, red) untuk memudahkan pembelian tiket ferry di Pelabuhan Bakauheni-Merak. “Saya kan 2 kali seminggu pulang pergi Jawa-Sumatera. Perginya bawa truk batubara 20-25 ton ke stockpile di Cilegon, Jakarta, atau Bandung. Perusahaan kita ada kontrak kerjasama angkutan dengan perusahaan tambang batu bara di Tanjung Enim Sumsel,” ungkapnya.
Pulangnya bawa barang kelontongan dan sparepart mobil motor seberat 7-8 ton dari Pulau Jawa ke pool Palembang Jl Soekarno Hatta. “Jadi menyebrang Selat Sunda juga 2 kali. Karena ada ‘pengurus’, saya tinggal bayar uang cash ke mereka untuk tiket kapal. Praktek ini bukan saya saja yang melakukan, beberapa sopir transportir juga gitu. Ya supaya gampang dan tak lama antri,” lanjut Amir.
Cuma tarifnya lebih mahal, misal saat membawa truk batubara ia harus membayar tiket penyeberangan ke pengurus Rp1.570.000 juta golongan kendaraan VIB (truk barang <10 meter), padahal tarif normal layanan reguler Rp1.285.200. “Sisanya imbal jasa. Jauh selisihnya, mungkin mereka bagi-bagi,” terangnya. Jika menyopiri truk logistik mereka kenai Rp1.350.000, masih tetap di atas tarif normal.