Karena memang untuk di Kota Palembang, TPU Talang Kerikil sejak puluhan tahun lalu menjadi pusat makam dari ribuan warga leturunan Tionghoa yang tinggal di Kota Palembang dan sekitarnya," terangnya.
Dalam sejarahnya, perayaan Cheng Beng atau Qing Ming sendiri merupakan tradisi yang telah dilaksanakan sejak ribuan tahun silam di negeri Tiongkok.
Yang mana, setiap Cheng Beng tersebut, etnis Tionghoa di seluruh dunia menggelarnya dengan cara datang dan berdoa di makam ini.
Selama pelaksanaan Cheng Beng, biasanya diawali dengan membersihkan makam atau kuburan dari mereka yang meninggal dari semak belukar.
Sehingga hal ini yang latari Cheng Beng yang berarti bersih atau terang tersebut. Makna ini mengacu pada makam leluhur yang telah dibersihkan.
Setelah makam tersebut bersih dan terang, warga keturunan Tionghoa akan mulai melaksanakan sembahyang untuk mereka tadi atau lebih dikenal tradisi Tee Coa dengan Ko Coa atau melemparkan kertas emas dan perak yang disebut Gin Cua dan Kim Cua yang menjadi penanda makam leluhur yang sudah selesai disembahyangi.
BACA JUGA:Cheng Beng, Bakal Dongkrak Kunjungan Wisatawan Lokal
BACA JUGA:Ziarah Qubro: Makna Religius, Sosial, dan Budaya, Ini Faktanya!
" Kalau untuk cerita dan latarbelakang dari perayaan Cheng Beng sangat banyak, akan tetapi semuanya mengajarkan kita supaya berbakti ke orangtua dan para leluhur yang telah mendahului kita tersebut.
Sekaligus untuk mengingat jasanya yang sangat besar ke kita sebagai generasi penerusnya," tutupnya. (afi/lia)