Atur Skor, BWF Sanksi 8 Pebulutangkis Indonesia

Minggu 31 Mar 2024 - 21:58 WIB
Reporter : Rian Sumeks
Editor : Widi Sumeks

JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Delapan pemain Indonesia telah ditambahkan ke dalam Barred List, daftar pemain yang dilarang terlibat dalam dunia bulu tangkis profesional karena kasus match fixing di masa lalu. Keputusan ini diambil setelah sejumlah pemain dinyatakan bersalah atas manipulasi skor dalam beberapa turnamen.

  Nama-nama pemain Indonesia yang terdampak termasuk Hendra Tandjaya, Ivandi Danang, Androw Yunanto, Sekartaji Putri, Mia Mawarti, Fadilla Afni, Aditiya Dwiantoro, dan Agripinna Prima Rahmanto Putra. Mereka menerima vonis yang berbeda-beda terkait kasus pengaturan skor dalam berbagai kejuaraan.

  Meskipun tindakan match fixing telah berlangsung lama, baru-baru ini BWF melakukan pembaruan terhadap daftar tersebut yang juga melibatkan pemain dari negara lain.

  Kasus ini terbongkar setelah seorang whistleblower memberikan informasi kepada BWF pada September 2017. Informasi ini mengungkap praktik manipulasi pertandingan yang dilakukan oleh Hendra Tandjaya di New Zealand Open 2017. Informan tersebut juga mengungkap bahwa Hendra telah melakukan hal serupa di Scottish Open 2015 dan US Open 2017.

BACA JUGA:Yes, Indonesia Berpeluang Sabet Tiga Gelar dari Spain Master 2024

BACA JUGA:Waduh Grego-Bakri Apes, Lany/Ribka Selamatkan Muka Indonesia

  Sebagai respons, BWF melakukan wawancara dengan Hendra. Wawancara pertama dilakukan pada September 2017 di Kuala Lumpur, sementara wawancara kedua berlangsung di Sydney pada 7 Desember 2018.

  Setelah serangkaian penyelidikan, BWF mengidentifikasi tujuh nama lain dari tim Indonesia yang terlibat dalam kasus ini. Meskipun terlibat dalam skandal yang sama, masing-masing pemain mendapat hukuman yang berbeda-beda.

  Hendra menjadi salah satu yang paling banyak didakwa dalam kasus ini. Dia dilaporkan terlibat dalam pengaturan hasil pertandingan Indonesia di turnamen internasional sejak tahun 2014. Selain itu, Hendra bersama Ivandi Danang terlibat dalam pengaturan skor di Scottish Open 2015, US Open 2017, dan New Zealand Open 2017. Dengan Androw Yunanto, Hendra juga terlibat dalam manipulasi skor di beberapa turnamen internasional seperti Hong Kong Open 2016, Macau Open 2016, dan Syed Modi International 2017. 

Hendra juga didakwa bersama Fadilla Afni dalam pengaturan skor di Taipei Open 2017. Bersama pemain lain, Hendra juga dituduh menawarkan uang kepada Aditiya Dwiantoro untuk memanipulasi hasil pertandingan di Vietnam Open 2017.

BACA JUGA:Indonesia Tempati Unggulan Teratas pada 3 nomor Swiss Open 2024

BACA JUGA:Jojo Raih Juara All England, Jadi Pahlawan Penghapus Rekor Buruk Indonesia Selama 30 Tahun

  Sekartaji Putri dan Mia Mawarti turut terlibat dalam pengaturan skor bersama Hendra di New Zealand Open 2017. Sementara itu, Agripinna juga dituduh terlibat dalam manipulasi skor bersama Hendra di Vietnam Open 2017, di mana Hendra menawarkan uang agar Agripinna kalah dalam pertandingan ganda putra.

  Hendra mengakui bahwa tindakan ini dilakukannya untuk kepentingan judi online. Menurut laporan resmi dari BWF, Hendra tidak hanya memasang taruhan tetapi juga memiliki akun di situs judi online seperti Mitra.dot dan Temanjudi.

  Selain itu, pemain Indonesia yang terlibat juga menerima uang atas pengaturan skor tersebut. Contohnya, Androw Yunanto menerima Rp10 juta untuk manipulasi skor di sektor ganda putra dan ganda campuran Hong Kong Open 2016. Di Macau Open 2016, Yunanto dan Hendra masing-masing menerima Rp14 juta.

Kategori :