PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumsel menyebut tiga komoditas yang sering menjadi penyumbang inflasi pada momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Ramadhan dan Idulfitri. Komoditas yang dimaksud, yaitu tarif angkutan udara, daging ayam, dan telur ayam.
Kepala Kantor Perwakilan BI Sumsel, Ricky P Gozali mengatakan capaian inflasi bulan Februari di Sumsel sebesar 0,01 persen dan menjadi terendah kedua di Pulau Sumatra. Sementara rata-rata inflasi pada momen Ramadhan dan Idulfitri saat sebelum pandemi sebesar 0,54 persen.
“Capaian inflasi Sumsel bulan Februari cukup membahagiakan, tetapi tetap perlu mewaspadai lonjakan inflasi pada bulan puasa dan Idulfitri,” katanya, kemarin. Dia memerinci dari total 8 komoditas pangan yang diamati, terdapat 7 komoditas yang perlu diwaspadai pemerintah setempat karena berpotensi terus mengalami kenaikan harga.
Adapun komoditas itu di antaranya beras, minyak goreng, daging ayam, telur ayam, aneka cabai dan juga bawang. Ricky menambahkan dalam upaya pengendalian inflasi pihaknya mengusulkan rekomendasi baik untuk jangka pendek dan jangka panjang.
Untuk jangka pendek, kata dia, pengendalian inflasi dapat dilakukan melalui implementasi dan optimalisasi 4K yaitu ketersedian pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.
BACA JUGA:Kendalikan Inflasi Daerah, Pemda Muba-Prabumulih-OKU Timur Gelar OPM
BACA JUGA:Terus Gelar Pangan Murah, Kendalikan Inflasi
“Kemudian pada jangka panjang, kita mendorong implementasi IP200 dan IP300 untuk optimalisasi produksi beras, mendorong pengembangan budidaya dan KAD komoditas bawang merah dan cabai, serta mengoptimalisasi gerakan tanam di rumah, sekolah serta korporasi,” jelasnya.
Penjabat Gubernur Sumsel, Agus Fatoni mengatakan Pemerintah Provinsi bekerja sama dengan seluruh Pemda melakukan berbagai upaya menjaga laju inflasi, salah satunya melaksanakan kegiatan pasar murah. Kendati begitu, pelaksanaan pasar murah dinilai beberapa pihak belum dapat dirasakan secara menyeluruh oleh masyarakat yang membutuhkan dan terbatas di beberapa titik.
“Ya, berbagai kekurangan dan kelemahan pelaksanaan pasar murah yang dilaksanakan setiap Senin, Selasa dan Kamis itu terus kita evaluasi. Kita lakukan pengawasan, maka kita gunakan kupon untuk memastikan orang yang membeli di pasar murah orang yang tepat,” tandasnya. (yun/fad)