Mereka tertarik karena banyak makanan khas Ramadan yang hanya tersedia saat bulan puasa.
Amelia juga menyebut bahwa suasana berburu takjil saat Ramadan sangat berbeda dan lebih ramai.
Mereka bahkan datang lebih awal agar tidak kehabisan, mengingat konsep "siapa cepat dia dapat".
BACA JUGA:Merasa diberikan pertanyaan Bodoh, Klopp langsung Tinggalkan Sesi Wawancara
Kebetulan, penjual takjil yang mereka kunjungi berlokasi dekat dengan rumah Amelia .
Mereka biasanya membeli berbagai jajanan takjil untuk dinikmati bersama.
Ini menunjukkan bagaimana tradisi berburu takjil Ramadan tidak hanya menjadi milik umat Muslim, tetapi juga menarik minat dan partisipasi dari non-Muslim yang ingin merasakan atmosfer Ramadan.
Nah, Ketua PP Muhammadiyah, Dadang Kahmad, menanggapi perbincangan luas tentang orang-orang yang tidak berpuasa namun turut serta dalam "berburu takjil".
Menurut Dadang, fenomena ini menunjukkan adanya harmoni antara beragama.
BACA JUGA:Gasak Atletico, Barca Siap Bersaing dengan Madrid
BACA JUGA:Derby Manchester Siap Hadir pada Partai Final Piala FA
"Seperti halnya umat Islam merayakan libur Natal atau ikut merayakan Nyepi. Ini adalah contoh hidup berdampingan secara damai," ujar Dadang.
Dadang menganggap wajar jika orang non-Muslim ikut serta dalam berburu takjil.
Menurutnya, hal ini bahkan membawa manfaat bagi para penjual takjil.
"Tidak mengherankan bahwa dalam kehidupan saat ini, dalam interaksi antarbudaya, kita saling memengaruhi satu sama lain. Selain itu, ada juga dampak ekonomi yang terlibat," tambahnya.