Dalam putus asa yang dalam, Nabi Nuh AS berdoa kepada Allah SWT untuk meminta perlindungan bagi dirinya dan orang-orang yang beriman.
Nabi Nuh AS lalu berdoa kepada Allah SWT sebagaimana di dalam surah Asy-Syu'ara ayat 117-118 yang berbunyi,
قَالَ رَبِّ اِنَّ قَوْمِيْ كَذَّبُوْنِۖ ١١٧ فَافْتَحْ بَيْنِيْ وَبَيْنَهُمْ فَتْحًا وَّنَجِّنِيْ وَمَنْ مَّعِيَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ ١١٨
Artinya: Dia (Nuh) berkata, "Wahai Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah mendustakanku. Maka, berilah keputusan antara aku dan mereka serta selamatkanlah aku dan orang-orang mukmin bersamaku."
BACA JUGA:Kisah Kehidupan Nabi Adam dan Hawa: Dari Surga ke Bumi, Jejak Misterius Pertemuan di Jabal Rahmah
BACA JUGA:Mukjizat dan Teladan Nabi Idris AS: Keberanian dan Kesabaran dalam Menyebarkan Ajaran Kebenaran
Mendengar doanya, Allah memerintahkan Nuh untuk membangun sebuah bahtera, tempat perlindungan dari banjir besar yang akan menimpa kaumnya.
Meskipun diejek dan dicemooh, Nabi Nuh AS dan para pengikutnya tetap teguh membangun bahtera itu.
Saat banjir dahsyat datang, bahtera itu menjadi satu-satunya tempat perlindungan bagi mereka yang beriman.
Sementara kaum yang menolak kebenaran ditenggelamkan dalam azab yang mengerikan.
BACA JUGA:Baru Jabat Kasatlantas, AKBP Yenni Diarty Langsung 'Mengaspal'. Puluhan Ranmor Diamankan!
BACA JUGA:Awas, Jangan Coba-CobaTawuran Lagi, Brimob Polda Sumsel Sudah Turun Tangan, Nih Buktinya!
Dengan turunnya hujan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan penggenangan air dari bumi, seluruh permukaan dunia ditutupi oleh air.
Namun, berkat ketabahan Nabi Nuh AS dan iman mereka, mereka berhasil bertahan di atas bahtera itu.
Ketika air surut dan hujan berhenti, hanya orang-orang yang beriman yang tersisa di atas bumi yang telah disucikan.
Azab telah berlalu, meninggalkan kebenaran dan iman sebagai pemenang atas ketidakpercayaan dan kegelapan.