Kasus DBD Tinggi, Siklus 5 Tahunan, Sudah Lebih 10 Penderita Meninggal

Kamis 07 Mar 2024 - 22:18 WIB
Reporter : Martha
Editor : Edi Sumeks

Kabid Pelayanan Medik RSUD Kayuagung, dr Hj Lubna MKes menjelaskan saat ini ada 13 pasien DBD menjalani perawatan, didominasi anak-anak.

Di Baturaja, pada Januari-Maret 2024 terjadi peningkatan kasus DBD. Total 164 kasus dengan korban meninggal dunia 4 orang anak. Yakni Dellya Sadela Putri (10), warga Desa Bandar Kecamatan Sosoh Buay Rayap, Azzahra Risky Febriansyah (8), warga Jl Veteran LR Veteran Kelurahan Kemalaraja. 

Kadin Kesehatan OKU, Deddy Wijaya melalui Kabid P2P Andi Prapto menyampaikan peningkatan kasus DBD terjadi di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di OKU. "Ini merupakan siklus 5 tahunan," ujarnya. Disebut Andi, masyarakat diminta menjaga pola hidup bersih dan sehat termasuk upaya 3 M seperti menguras, menutup, dan menimbun barang bekas. Pihaknya juga melaksanakan fogging atau pengasapan di sekitar rumah warga dan sekolah sekolah. 

BACA JUGA:Dinkes PALI Sebar Bubuk Abate ke Warga agar Cegah DBD

BACA JUGA:DBD Meningkat, Satu Meninggal

Kepala Puskesmas Kemalaraja, dr Susi Prihatiningsih mengakui seorang anak bernama Azzahra Risky telah meninggal karena DBD. Pihaknya pun turun melakukan penyemprotan di RT 13 tempat sekitar kediaman anak tersebut. "Dari hasil epidemologi atau pemeriksaan di lapangan. Memang ditemukan ada jentik nyamuk seperti dalam bak, kaleng bekas,” tuturnya. 

Dr dr Rini Pratiwi MKes, Kepala Dinkes Banyuasin menyebut pihaknya melakukan fogging dan imbauan 3M ke masyarakat. “Kita penyuluhan dan menyebarluaskan informasi edukasi pencegahan dan pengendalian DBD,” jelasnya. Jika masyarakat mendapatkan keluhan demam disertai perdarahan segera datangi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. "Itu gejala penyakit DBD, " ungkapnya. Data Januari 2024, ada 4 orang meninggal dunia dari 74 kasus DBD.  

Di Lahat sepanjang 2023 ada 209 kasus DBD, sedangkan periode Januari 2024 terdata 59 kasus. Kadinkes Lahat Taufiq M Putra SKM melalui Mulawarman SKM MKM, Sub Kordinator P2PM menjelaskan untuk kasus meninggal dunia belum ada. "DBD biasa terjadi pada dua musim. Pertama saat pencaroba dari musim hujan ke musim kemarau, lalu sebaliknya dari kemarau ke musim hujan," sampainya.

Bila ada warga suspect terkena DBD langkah awal bawa ke dokter atau fasilitas kesehatan yang ada. Asupan gizi dan vitamin pasien tetap dijaga sampai sembuh total. "Karena ada fase saat panas tinggi lalu turun dianggap sudah sembuh. Kalau tidak dijaga dan diobati bisa kembali panas tinggi. Saat itu fase cukup berbahaya," sampainnya. 

Sementara Dinkes Kota Palembang melaporkan per 2 Februari 2024 ada 216 kasus DBD dengan 3 pasien DBD meninggal, meningkat signifikan dibanding 29 Januari 2024 yang sebanyak 180 kasus. Kabid  P2P Dinkes Kota Palembang, Yudhi Setiawan SKM MEpid menjelaskan pihaknya mengambil langkah cepat dengan membagikan larvasida ke 216 rumah warga terjangkit DBD. 

BACA JUGA:Satu Korban DBD Meninggal Dunia, Warga Desa Sungai Air Pidara

BACA JUGA:Awas, Ini Bahayanya Jika Terjangkit DBD Berulang

Masih kata Yudhi,  DBD menyerang warga  kelompok usia 5-14 tahun terdata ada 123 kasus, 15-44 tahun 54 kasus, 1-4 tahun 32 kasus, lebih dari 44 tahun 2 kasus, dan kurang dari 1 tahun 5 kasus.  Sedangkan  berdasarkan jenis kelamin, DBD menyerang 113 laki-laki dan 103 perempuan. Pihaknya tak bosan mengingatkan, penyakit DBD ditularkan nyamuk aedes aegypti.

Nyamuk aedes aegypti cukup mudah dikenali dengan warnanya yang belang hitam-putih dengan ciri fisiknya kecil. “Mereka tidak suka mendiami tempat yang kotor, tapi menyasar tempat-tempat bersih, seperti bak mandi,” tambahnya.

Di RSUD Kota Prabumulih, jumlah pasien DBD bulan Januari 84 pasien, naik dari Desember 2023 di angka 26 penderita. Hal itu diungkap Dirut RSUD Prabumulih, drg Sri Widiastuti melalui Kasubbag Hukormas, A Denni Kurniawan SKM. "Dari 84 penderita, 65 di antaranya anak-anak," jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, dr Trisnawarman menjelaskan naiknya kasus DBD sudah terlihat sejak musim hujan berlangsung pada November 2023. “Catatan kita kasus DBD tahun lalu (2023) mencapai 2.462 kasus. Terbanyak di Palembang dengan total 677 kasus, diikuti Muara Enim 258 kasus, dan Lahat 166 kasus,” tegasnya. 

Kategori :