SUMATERAEKSPRES.ID - Seruan untuk memboikot kurma yang diproduksi di Israel semakin terdengar keras seiring dengan genosida yang terus-menerus dilakukan oleh kaum zionis terhadap Palestina.
Aksi ini semakin memuncak menjelang bulan Ramadan tahun ini.
Media Israel, Haaretz, melaporkan bahwa seruan boikot ini telah berdampak signifikan terhadap penjualan kurma Israel di pasar Eropa menjelang Ramadan.
Sebagian besar penjualan kurma zionis Israel, yakni sekitar sepertiga dari total produksi, terjadi selama bulan Ramadan.
Pernyataan dari sumber yang sama mengatakan bahwa kampanye iklan senilai 550.000 USD untuk mempromosikan kurma Medjool Israel telah dihentikan sebagai respons terhadap ketakutan akan boikot.
Meskipun pangsa pasar kurma Medjool Israel mencapai 50 persen dari pasar global, namun seruan boikot ini telah membuat penjualan mereka terdampak.
Seorang pengusaha kurma di Israel mengakui bahwa produk dengan label 'Made in Israel' membuat pembeli ragu untuk membeli.
Dia juga menambahkan bahwa sebagian besar penjualan kurma terjadi selama Ramadan.
Gerakan Boikot, Divestment, Sanksi (BDS) yang menargetkan supermarket di Eropa juga menimbulkan kekhawatiran bagi produsen kurma Israel.
Beberapa supermarket bahkan menempelkan stiker 'pelaku genosida' pada produk-produk buatan Israel.
BDS merupakan gerakan global yang berusaha melakukan boikot ekonomi dan budaya terhadap Israel, divestasi finansial, dan sanksi politik untuk memaksa Israel mematuhi hukum internasional terkait Palestina.
Sebelumnya, gerakan boikot kurma Israel telah berhasil di Amerika Serikat (AS). Pada tahun 2012, Muslim Amerika untuk Palestina (AMP) memimpin gerakan ini selama bulan Ramadan, dengan meminta toko-toko untuk menghapus produk kurma Israel dari rak penjualan mereka.
BACA JUGA:8 Manfaat Air Rendaman Kurma yang Baik untuk Kesehatan, Diantaranya dapat Mencegah Rambut Rontok