EMPAT LAWANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Meski saat ini harga jual kopi cukup tinggi, namun para petani kopi di Kabupaten Empat Lawang hanya bisa gigit jari. Pasalnya, buah kopi yang dipanen tidak terlalu banyak karena hanya sedikit yang berbuah.
Salah seorang petani kopi asal Kecamatan Pendopo Apan, menuturkan jika biji kopi kualitasnya tidak terlalu bagus seperti biji kopi gledekan, harga jualnya cenderung turun. “Kopi gledekan sekitar Rp43 ribu per kilogram tapi kalau kopi kering dan bagus bisa sampai Rp45 ribu,” ujarnya.
Walaupun harga biji kopi mahal lanjut Apan, dirinya mengaku, tidak terlalu merasakan dampaknya sebab pohon kopi di kebun miliknya buahnya tidak terlalu banyak.
Hal ini terjadi karena mayoritas pohon kopi di kebunnya sudah tua, jadi buahnya tidak lebat. Walaupun harganya mahal karena buahnya sedikit tetap saja hasil jual panen tidak sepadan, karena hasil tersebut tidak sesuai dengan modal yang ia keluarkan.
BACA JUGA:Produksi Menurun, Harga Kopi Melesat, Cuaca Ekstrem, Suplai ke Pasar Drop
BACA JUGA:5 Negara yang Pernah Melarang Konsumsi Kopi di Masa Lalu, Nomor 2 Punya Hukuman yang Mengerikan
"Walaupun mahal tetap macet yang saya rasakan, sebab pohon kopi saya kan banyak yang tua, hasil buahnya tidak sesuai dengan modal yang saya dikeluarkan seperti untuk pupuk dan racun," ujarnya.
Selain itu, untuk pohon kopi baru atau yang usianya relatif masih muda menurutnya tidak terlalu lebat buahnya. Walaupun harga kopi tahun ini melambung tinggi hal tersebut tidak terasa beda padanya sebab buah kopi di kebun miliknya tidak banyak.
Senada, petani kopi lainnya Zul, mengatakan walau harga jual biji kopi robusta saat ini tinggi, hal tersebut tidak sepadan dengan harga sembako yang saat ini juga melambung tinggi.
"Lihat saja harga beras sekarang sudah ada yang sampai Rp16.500, bahkan ada yang Rp17 ribu, gula sudah sampai Rp18 ribu sekarang," katanya.
BACA JUGA:Ini Aturan dan Cara Minum Kopi untuk Penderita Maag
BACA JUGA:Kopi atau Minuman Berenergi, Mana yang Lebih Aman untuk Atlet? Simak Penjelasannya
Menurutnya walaupun harga biji kopi saat melambung tinggi, hal itu belum bisa membuatnya bisa membeli barang-barang lain di luar kebutuhan pokok.
"Belum bisa beli barang yang lain, kebutuhan sehari-hari saja masih belum tercukupi maksimal, belum lagi buah kopi sekarang cenderung macet, buahnya sedikit," keluhnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Empat Lawang, Hendra Lezi menjelaskan, permintaan biji kopi saat ini memang sedang meningkat sedangkan produksi atau masa panen belum mulai.