Sementara, stok beras di sejumlah toko ritel di Martapura, kosong. Jailani, warga Trukis, Kecamatan Martapura, OKU Timur mengatakan, Selasa malam dia keliling hendak beli beras ke beberapa toko ritel. "Semua merek beras yang biasanya ada ternyata stoknya kosong. Saya sudah ke Alfamart, Indomaret, maupun UB Mart," katanya.
Dia mengaku bingung, sebab OKU Timur merupakan lumbung pangan. Bahkan, pabrik besar ada di daerah itu, yakni PT Belitang Panen Raya (BPR) yang produksi beras Raja.
"Bingung juga, kok bisa di toko ritel tidak ada beras," ujarnya. Seorang pegawai Indomaret di Jalan Merdeka, Cidawang, Martapura mengaku beras tidak masuk ke toko mereka sejak dua minggu terakhir.
“Beberapa hari lalu ada masuk beras Dua Koki, tapi sedikit dan langsung habis," akunya. Pantauan di UB Mart Martapura, beras juga kosong. "Baru Senin kemarin beras merek Tani masuk, langsung habis. Biasanya kurang diminati pembeli," katanya.
BACA JUGA:Eva Sundari: Bagi-Bagi Sembako Tak Merujuk Data dan Dijadikan Alat Kampanye
BACA JUGA:5 Tips Sebelum Memulai Usaha Sembako, Bisnis Sederhana Namun Penuh Potensi
Selain beras, cabai di pasaran OKU Timur juga melejit. Sebelum hari H pencoblosan harga cabai rata-rata Rp40 ribu per kg. “Setelah pemilu naik Rp100 ribu untuk cabai setan. Cabai merah keriting Rp90 ribu, rawit hijau Rp80 ribu. Sekarang agak turun sedikit, tapi masih mahal,” imbuhnya.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian OKU Timur Amin mengakui kosongnya stok beras di toko ritel. "Suplai dari distributor terhambat. Di OKU Timur, petani belum panen. Mungkin satu bulan depan masuk masa panen," katanya.
Amin menegaskan, Rabu (20/2) pihaknya sudah berkoordinasi dengan distributor untuk segera mengisi beras di toko ritel. Di Lahat, salah satu yang menggeliat harganya yaitu cabai merah. “Sekarang Rp100 ribu per kg dari sebelumnya Rp150 ribu. Masih mahal,” ucap Zaki, warga Lahat Tengah.
Kabid Tanaman Pangan Dan Hortikultura Dinas TPHP Lahat, Ahmad Firdaus SP mengatakan, kurangnya ketersediaan cabai akibat musim hujan. "Ada kemungkinan petani menunda panen karena hujan. Bisa juga karena hujan, cabai busuk," ungkapnya.
Pedagang di Muara Enim, Neni mengatakan, yang naik misalnya sagu, gula dan minyak goreng. “Mungkin jelang puasa ini,” katanya. Dia mengaku, sebagai pedagang juga tidak ingin harga naik.
BACA JUGA:Sebar 1.500 Paket Sembako dan Angpau, Kurmin : Murni Bantuan Pengurus PSMTI
BACA JUGA:Sembako dan Air Bersih Disalurkan, Warga Terdampak Banjir di Lahat Mulai Masak dan Beraktivitas
“Kami juga pusing, karena pengaruh ke modal," terangnya. Ayam potong juga naik. Dimas, pedagang ayam potong mengungkapkan, kenaikan dari Rp30 ribu, sekarang Rp40 ribu per kg. “Sudah sejak dua hari ini,” bebernya. Sedangkan cabai, di kisaran Rp80 ribuan dari sebelumnya sempat turun ke angka Rp40 ribuan.
Di Prabumulih, sejak beberapa hari terakhir stok beras di sebagian toko retail kosong. "Semalam mau beli di minimarket, ternyata kosong," ujar Ari, warga Kelurahan Gunung Ibul. Sementara telur dan minyak goreng di warung juga mulai naik. "Telur naik Rp2 ribu, dari sebelumnya Rp25 ribu per kg," sebutnya.
Menanggapi itu, Pj Wali Kota Prabumulih, H Elman ST MM menyampaikan, pihaknya setiap hari mengontrol harga sembako dan dilaporkan ke Kementerian Dalam Negeri (Mendagri). "Insya Allah minggu depan kita akan melakukan pasar murah dan sembako murah lagi," bebernya.