PALEMBANG - Belum diputuskannya sistem pemilihan proporsional terbuka atau tertutup, membuat partai politik masih wait and see dalam penentuan calon legislatif (caleg) yang akan bertarung di Pemilu tahun 2024. Sebab hal itu akan sangat berpengaruh pada peta politik dan strategi setiap partai, dalam upayanya memenangkan kursi parlemen.
Ketua DPD Partai Hanura Sumsel, Ahmad Al Azhar SH ketika dibincangi koran ini, kemarin (13/2) mengatakan, sebelum menentukan calon-calon di setiap dapil, baik itu di DPR RI, DPRD Sumsel ataupun Kabupaten/Kota, pihaknya masih menunggu hasil pengumuman terkait penerapan sistem proporsional terbuka atau tertutup. “Jadi untuk saat ini, kita masih wait and see dan belum memutuskan nama-nama caleg yang akan mengisi setiap dapil dan zona pemilihan," ungkap Ahmad Al Azhar, kemarin. Kata Azhar, kedua sistem pemilu itu memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Akan tetapi, yang akan menguntungkan dari partai politik yang sudah punya massa ril di wilayah atau dapilnya. Namun bagi partai yang belum punya basis massa akan menjadi beban dan tugas berat untuk bisa meraih hasil maksimal. " Kalau kita tetapkan daftar namanya saat ini, dengan asumsi sistem proporsional terbuka, sedangkan nanti yang disahkan proporsional tertutup atau sebaliknya, tentu akan pengaruh signifikan dalam perolehan suara dan kursi di parlemen. Oleh karena itulah, setelah pengumuman sistem pemilu, baru kita umumkan bacaleg dari Partai Hanura. Tentunya untuk nama-nama tersebut, sudah diseleksi dan memiliki kans untuk meraih kursi di parlemen," ungkapnya. Meski demikian, menyikapi apapun hasil dari keputusan tersebut, menurut pengacara senior tersebut, dirinya dan seluruh pengurus partai juga memiliki langkah dan strategi tersendiri dalam memenuhi target kursi parlemen pada pemilu tahun 2024. "Setiap sistem ini punya celah yang bisa digunakan bagi kita meraih suara dan duduk di kursi legislatif. Namun untuk strategi yang kita terapkan, tentunya sudah melalui proses dan kalkulasi," tegasnya. Tidak hanya itu saja, peluang juga terkait tokoh sosialisasi partai ke masyarakat. Dengan kata lain, proposional tertutup ini sendiri yang dilakukan perkenalkan partai ke masyarakat. Kalaupun nanti proporsional terbuka, kader ataupun tokoh yang akan maju tentunya harus dikenal dan memiliki kans untuk jadi. " Kita tidak main-main dalam tentukan caleg. Itu tadi, semua langkah serta strategi juga dilakukan. Yakni melalui mengenalkan Partai Hanura ataupun juga sosok yang akan menjadi caleg tersebut. Untuk hasilnya, kita lihat saja nanti. Tentunya akan ada kejutan dari caleg yang akan kita majukan dalam pemilu mendatang. Kita yakin mereka ini akan bisa berbuat banyak di pemilu mendatang," tandasnya. (AFI)
Kategori :